
PBB turut menanggapi perkembangan situasi gelombang demonstrasi yang berakhir ricuh dan menimbulkan korban jiwa dalam beberapa hari terakhir di Indonesia.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan juru bicara OHCHR, Ravina Shamdasani, PBB menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mendorong pentingnya dialog damai sebagai solusi utama untuk menghindari kekerasan lanjutan.
"Semua aparat keamanan, termasuk militer ketika dilibatkan dalam kapasitas penegakan hukum, harus mematuhi prinsip-prinsip dasar penggunaan kekuatan dan senjata api oleh aparat penegak hukum,” kata Shamdasani dikutip dari laman OHCHR,, Selasa (2/9).
Berikut pernyataan lengkap yang dikutip Media Indonesia dari laman OHCHR, Selasa (2/9).
"Protes Indonesia: Seruan untuk Menahan Diri dan Berdialog"
Kami mengikuti secara saksama rangkaian kekerasan yang terjadi di Indonesia dalam konteks protes nasional terkait tunjangan parlemen, langkah-langkah penghematan, serta dugaan penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau berlebihan oleh aparat keamanan. Kami menekankan pentingnya dialog untuk menanggapi kekhawatiran masyarakat.
Pihak berwenang harus menjunjung tinggi hak untuk berkumpul secara damai dan kebebasan berekspresi sambil tetap menjaga ketertiban, sesuai dengan norma dan standar internasional, dalam kaitannya dengan pengamanan aksi unjuk rasa publik.
Semua aparat keamanan, termasuk militer ketika dilibatkan dalam kapasitas penegakan hukum, harus mematuhi prinsip-prinsip dasar penggunaan kekuatan dan senjata api oleh aparat penegak hukum.
Kami menyerukan dilakukannya investigasi yang cepat, menyeluruh, dan transparan terhadap semua dugaan pelanggaran hukum hak asasi manusia internasional, termasuk dalam hal penggunaan kekuatan.
Penting juga agar media diizinkan melaporkan peristiwa secara bebas dan independen.
(P-4)