Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi pesawat yang jatuh di kota Ahmedabad barat laut India di negara bagian Gujarat, Kamis, 12 Juni 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Teka-teki penyebab jatuhnya pesawat India yang menewaskan 260 orang bulan lalu perlahan mulai terkuak. Dugaan penyebab itu dapat dilihat dari rekaman terakhir di ruang kokpik.
Salah satu pilot terdengar bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia mematikan posisi sakelar saluran penyuplai bahan bakar.
"Pilot lainnya menjawab bahwa ia tidak melakukannya."
Beberapa detik kemudian, pesawat mulai kehilangan ketinggian dan pesan darurat. "Mayday, mayday, mayday," demikian dikirimkan dari kokpit ke kontrol lalu lintas udara, tepat sebelum jatuh ke tanah di luar perimeter bandara.
Menurut laporan penyelidikan, sakelar bahan bakar dipindahkan ke posisi mati satu demi satu. Beberapa detik kemudian, sakelar dipindahkan kembali untuk menyalakan kembali bahan bakar agar salah satu mesin pesawat dapat dihidupkan kembali.
Sayang hal itu tidak dapat membalikkan deselerasi pesawat sehingga akhirnya jatuh dan meledak.
"Bahan bakar untuk kedua mesin pesawat Air India yang jatuh dan menewaskan 260 orang bulan lalu tampaknya terputus beberapa detik setelah lepas landas," demikian menurut laporan awal.
Penerbangan Air India AI171, menuju London, jatuh di kawasan permukiman padat penduduk di kota Ahmedabad, India, pada 12 Juni. Insiden ini menewaskan semua kecuali satu orang dari 242 penumpang dan awak pesawat. Sementara di darat, 19 orang tewas akibat jatuhnya pesawat tersebut.
Kecelakaan itu merupakan kecelakaan udara paling mematikan di India dalam hampir tiga dekade.