PENELITI Institute of Southeast Asian Studies-Yusof Ishak Institute, Made Supriatma, menilai Presiden Prabowo Subianto membiarkan institusi Polri kolaps karena tetap mempertahankan Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri.
Menurut Made, Prabowo tidak responsif karena tidak memenuhi tuntutan publik untuk mengganti Kapolri.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Apa sulitnya mengganti Kapolri? Ia ada langsung di bawah presiden. Kalau saja Presiden mencopot Listyo Sigit dan memegang kepemimpinan Polri untuk sementara di tangannya, keadaan akan lain,” kataya kepada Tempo, Minggu, 31 Agustus 2025.
Made mengatakan pencopotan Kapolri adalah gestur yang paling tampak kalau Prabowo mau menenangkan situasi. Sebab, Sigit merupakan simbol kepolisian. “Kalau membiarkan dia tetap di sana, masyarakat akan menganggap bahwa polisi sama saja,” ucap Made.
Menurut dia, seharusnya, setelah mencopot Kapolri, barulah Presiden bicara dengan partai-partai. "Minta mereka melakukan pergantian antarwaktu terhadap anggota-anggotanya yang bermasalah itu."
Masyarakat mendesak Listyo Sigit mundur dari jabatannya buntut seorang pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan tewas dilindas kendaraan taktis Brimob. Menanggapi itu, Listyo bilang jabatannya merupakan hak prerogatif Presiden.
“Terkait dengan isu yang menyangkut dengan Kapolri, itu hak prerogatif Presiden," ujarnya di Kopi Koneng, Hambalang, Bogor, seperti dikutip Antara pada Sabtu, 30 Agustus 2025.
Sebagai seorang prajurit, Listyo siap menjalankan perintah presiden. Meski begitu, fokusnya saat ini menjalankan perintah presiden untuk menjaga stabilitas keamanan nasional. "Saya prajurit, kapan saja siap,” tuturnya.
Untuk meredam demonstrasi, Sigit memerintahkan jajarannya menindak tegas massa yang menerobos markas kepolisian atau Mako Brimob. Perintah ini disampaikan Sigit melalui konferensi video dengan jajarannya.
Video konferensi itu viral di media sosial. Dalam video tersebut, Sigit memerintahkan agar anggotanya bertindak tegas jika Mako Brimob diserang massa. “Haram hukumnya yang namanya Mako diserang, haram hukumnya. Dan kalau kemudian mereka masuk ke asrama, tembak. Rekan-rekan punya peluru karet, tembak,” kata Sigit dalam video yang dilihat Tempo.
Sigit menyatakan bakal bertanggung jawab apabila ada pihak yang menyalahkan tindakan tegas itu. “Tidak usah ragu-ragu. Jika ada yang menyalahkan Kapolri, Listyo Sigit siap dicopot,” ujarnya.