Pemprov Sumsel terus mencari alternatif transportasi angkutan batu bara yang lebih aman dan efisien. Selain membangun jalan khusus sepanjang 26,4 kilometer di Kabupaten Lahat, Pemprov juga mulai melirik potensi alur sungai sebagai jalur logistik batu bara.
Wakil Gubernur Sumsel, Cik Ujang, menyampaikan pihaknya tengah merencanakan survei alur Sungai Lematang guna memantau kelayakan jalur sungai tersebut untuk pengangkutan batu bara. Langkah ini diambil agar kejadian seperti di Sungai Lalan—di mana tongkang menabrak jembatan—tidak terulang.
“Kami ingin survei dulu alur sungai, jangan sampai ada insiden seperti di Lalan. Kalau memungkinkan, alur Sungai Lematang bisa menjadi jalur baru pengangkutan batu bara dari Lahat, Muara Enim, hingga ke Muba,” ujarnya
Menurut Cik Ujang, izin pemanfaatan alur sungai untuk jalur angkutan batu bara sebenarnya sudah terbit sejak lima tahun lalu. Namun, kondisi alam seperti debit air yang fluktuatif menjadi salah satu tantangan utama.
“Kalau musim kemarau, air di Sungai Lematang surut sehingga tongkang sulit melintas. Tapi kalau musim hujan, debit air cukup tinggi dan memungkinkan angkutan lewat sungai,” jelasnya.
Untuk saat ini, jalur sungai yang sudah aktif digunakan berada di wilayah Muara Lematang, Kabupaten PALI, karena tersambung langsung ke Sungai Musi. Namun, potensi Sungai Lematang di wilayah Lahat dan Muara Enim belum dimaksimalkan.
“Kita ingin lihat, siapa tahu ada jalan dan investor tertarik mengembangkan jalur sungai ini untuk angkutan batu bara. Semuanya tergantung situasi cuaca dan volume air sungai,” tambahnya.
Dia menambahkan, pengangkutan batu bara lewat sungai bisa mengurangi beban jalan negara dan menghindari konflik sosial akibat truk angkutan yang melintas di jalan umum. Rata-rata saat ini ada sekitar 30 ritase per hari yang diangkut melalui jalur darat.
Cik Ujang pun menyebut bahwa kondisi Sungai Musi saat ini sangat mendukung, dengan debit air yang besar dan volume angkutan yang meningkat. Pihaknya kini bersiap untuk mengevaluasi kapasitas muara Sungai Lematang, guna melihat potensi jalur angkutan batu bara lebih lanjut.
“Alhamdulillah Sungai Musi sudah baik. Sekarang kami ingin survei potensi Sungai Lematang. Kalau memungkinkan, ini bisa menjadi solusi jangka panjang,” pungkasnya.