
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat (Jabar), berkomitmen untuk menyelesaikan polemik pengelolaan Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo yang masih terus bergulir hingga saat ini. Kebun binatang kebanggaan warga kota berjuluk Paris van Java itu pun masih dalam pengawasan pihak kepolisian dan Direktorat Konservasi Kementerian Kehutanan Indonesia.
“Insya Allah dalam minggu ini sudah ada jalan keluar. Memang banyak hal yang harus diselesaikan," ungkap Wali Kota Bandung Muhammad Farhan Selasa (12/8).
Menurut Farhan, ada beberapa poin penting yang menjadi perhatian. Di antaranya, terkait status lahan Bandung Zoo seluas 13,9 hektare merupakan ruang terbuka hijau (RTH) yang harus tetap dipertahankan fungsinya. Selain itu, karena termasuk lahan konservasi, hewan-hewan di dalamnya wajib dilindungi.
Soal perlindungan hewan, Farhan menyebut masih dalam perawatan dan mendapatkan makanan. Dengan ditutup dengan police line tidak ada kegiatan operasional, jadi hewan bisa tenang. Sedangkan soal pekerja, menurut Farhan, Bandung Zoo merupakan tempat wisata edukatif, sehingga keberlangsungan para pekerja juga menjadi perhatian.
"Selain soal hewan, juga tentang para pekerja. Karena Bandung Zoo tempat wisata, maka pekerjanya harus ada. Untuk pengawasan keamanan, berdasarkan laporan Polsek, telah dibentuk Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Kebun Binatang," jelasnya.
Farhan menambahkan, dengan langkah-langkah tersebut, Pemkot Bandung optimistis persoalan Bandung Zoo dapat segera terselesaikan tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan, kesejahteraan hewan, maupun keberlangsungan para pekerja.
Sebelumnya Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) selaku pengelola Kebung Binatang Bandung atau Bandung Zoo menegaskan tetap bertanggung jawab memberikan pakan untuk 700 lebih satwa yang ada di Bandung Zoo, kendati hingga kini Bandung Zoo masih ditutup.
"Pemberdayaan dan perawatan keeper masih sama, karyawan masih datang pukul 06.00 WIB termasuk para keeper yang jumlahnya sekitar 50 orang untuk merawat satwa, belum termasuk penjaga kebersihannya, serta maintenance yang mengurus kandang rusak, kunci rusak, dan lainnya,” ungkap Humas Bandung Zoo, Sulhan Syafii.
Menurut Sulhan, saat ini keeper harus serba bisa, termasuk memperbaiki ledeng. Apalagi kini kebun binatang tutup otomatis, tidak ada pemasukan dari pengunjung, dari penyewaan booth atau tenan serta pemasukan lainnya.
Saat ini untuk pemberian pakan menggunakan uang YMT yang dipimpin Bisma Bratakusuma. YMT berkomitmen sampai kapan pun kewajiban tersebut tetap dipenuhi baik untuk pakan satwa serta upah karyawan, karena itu tanggung jawab yayasan. Namun, ia juga meminta agar Pemkot Bandung turut memikirkan sumber pendapatan untuk alokasi gaji pekerja hingga biaya pakan hewan.
"Dalam satu bulan, biaya yang diperlukan untuk memberikan makan satwa sekitar Rp400 juta atau Rp13 juta per hari. Bayangkan jika itu ditutup tentu akan memperparah persoalan yang ada," bebernya. (AN/E-4)