Lampung Geh, Bandar Lampung — Pemerintah Kota Bandar Lampung memastikan proyek pembangunan kereta gantung wisata yang akan menghubungkan kawasan Rumah Dinas Wali Kota dengan pesisir Teluk Lampung tidak akan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana menyatakan, pembangunan wahana wmemastikan proyek pembangunan kereta gantung wisata isata tersebut sepenuhnya akan dibiayai oleh investor asing asal Tiongkok.
Saat ini, proses penjajakan kerja sama masih dalam tahap lobi antara Pemerintah Kota dan pihak investor.
“Proyek tersebut tidak menggunakan APBD. Semua pembiayaan akan ditanggung investor dari Tiongkok. Kami masih dalam proses penjajakan dan kerja sama,” kata Eva, pada Rabu (3/6).
Proyek ini direncanakan akan dibangun di atas lahan seluas dua hektare yang terletak di sekitar Rumah Dinas Wali Kota di Kelurahan Garuntang, Kecamatan Bumi Waras.
Rute kereta gantung akan membentang sepanjang kurang lebih 3,5 kilometer, dari kompleks rumah dinas menuju bibir pantai Teluk Lampung sejauh 1 kilometer, lalu dilanjutkan ke arah salah satu pulau sejauh sekitar 2,5 kilometer.
“Kereta gantung ini akan menjadi ikon baru pariwisata Bandar Lampung, seperti di Thaif dan Singapura, namun dalam skala lebih kecil. Kalau di luar negeri bisa menampung delapan hingga sepuluh orang, kita mungkin bisa enam hingga tujuh orang per gondola,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandar Lampung, Dedi Sutiyoso menegaskan, pembangunan proyek ini tidak bersifat mendesak, namun tetap dilanjutkan karena dinilai mampu mendorong pengembangan kawasan wisata kota dan memberikan nilai tambah estetika kota.
“Ini bukan kebutuhan urgent, tapi tujuannya untuk mempercantik kota dan memperkuat sektor pariwisata. Karena kereta gantung ini belum ada di Bandar Lampung, maka kita manfaatkan peluang investasi,” ujar Dedi.
Ia menjelaskan, Pemerintah Kota Bandar Lampung tidak akan mengeluarkan anggaran pembangunan, melainkan hanya akan membantu dalam hal teknis dan koordinasi lintas instansi.
Nilai investasi proyek ini diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah, meskipun angkanya masih dalam pembahasan bersama investor.
“Nilainya masih dihitung, tapi estimasinya bisa mencapai ratusan miliar rupiah. Semua pengerjaan fisik akan dilakukan oleh investor,” kata Dedi.
Saat ini, Pemerintah Kota juga masih menunggu proses perizinan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan mengingat sebagian jalur proyek berada di wilayah pesisir dan laut. (Cha/Put)