
PELATIH Janice Tjen, Chris Bint mengungkapkan bahwa sulitnya tantangan yang dihadapi oleh anak asuhnya itu. Menutunya, masalah finansial adalah yang paling utama.
"Berasal dari Indonesia memang punya tantangan tersendiri. Tidak ada rencana pengembangan pemain yang jelas dari junior hingga profesional. Jadi, kondisi keuangannya cukup sulit," ungkapnya dikutip dari ubitennis.
Menurut pelatih berkebangsaan Inggris itu, Janice Tjen bisa mengikuti US Open 2025 berkat adanya sponsor dan dukungan dari pihak keluarga.
Bantuan ini datang bukan dari federasi Tenis Indonesia, melainkan, keluarga Janice Tjen yang memperjuangkan dan mengeluarkan banyak uang untuk bisa mengikuti turnamen tersebut.
"Kami sangat bersyukur dia mendapatkan beberapa sponsor dari Indonesia yang memungkinkannya bermain di Tur profesional dan mengizinkannya merekrut saya sebagai pelatih. Tanpa mereka, dia tidak akan bisa melakukan semua ini," jelasnya.
"Orang tuanya telah membantunya semaksimal mungkin, tetapi bermain penuh waktu di tur sangat mahal. Sangat berbeda jika Anda bekerja dengan seseorang dari Inggris atau negara Grand Slam," sambung Chris Bint.
Lalu, Chris Bint pun mengenang awal pertemuannya dengan Janice Tjen. Mereka bertemu pada April lalu. Saat itu Janice tidak memberitahukan soal peringkatnya.
"Dia sama sekali tidak tahu bagaimana tenis profesional bekerja, berapa banyak turnamen yang dihitung yang berpengaruh pada peringkatnya," katanya.
"Dia tidak bisa memberi tahu Anda berapa peringkatnya sekarang, dia tidak tahu tentang penjadwalan, dan seberapa banyak Anda harus berlatih di gym. Dia masih sangat mentah," lanjutnya.
Namun, menurut Christ, Janice memiliki kemampuan dan kemauan yang sangat besar dalam dunia tenis. Maka dari itu ia bersedia untuk menjadi pelatihnya.
"Janice memiliki beberapa personal values dan atribut pemainan yang luar biasa. Dan itulah salah satu alasan terbesar mengapa saya memutuskan untuk mengambil peran ini," pungkas Chris. (Z-4)