
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengatakan Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, kini dinyatakan siap beroperasi secara optimal, setelah melalui serangkaian uji coba olah gerak kapal. Dengan demikian, pemulihan konektivitas laut ke Pulau Enggano yang sebelumnya sempat terisolir akibat pendangkalan alur pelayaran.
Salah satu armada yang dioperasikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), KMP Pulo Tello, yang beroperasi melayani rute Bengkulu - Enggano juga telah berhasil menjalani uji coba olah gerak kapal di Pelabuhan Baai, Bengkulu.
“Sejak beberapa hari lalu, telah dilakukan uji coba keluar masuk kapal di Pelabuhan Pulau Baai. Dua kapal yang diuji coba, yakni KM M.H. Thamrin yang mengangkut 110 penumpang dan KMP Pulo Tello yang membawa mobil tangki BBM, keduanya berhasil berlayar dengan aman dan lancar menuju Pulau Enggano,” ujar Dudy dalam keterangannya, Kamis (10/7).
Uji coba ini dilaksanakan untuk memastikan kelayakan alur pelayaran yang sedang dalam proses pengerukan. Menhub menambahkan bahwa uji coba dilakukan dalam kondisi cuaca baik dan air laut pasang tertinggi.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Heru Widodo, menyatakan bahwa keberhasilan uji coba KMP Pulo Tello penting bagi kelangsungan distribusi energi. “KMP Pulo Tello membawa tangki BBM yang dibutuhkan masyarakat di Enggano. Ini adalah jalur logistik vital, bukan sekadar rute penyeberangan biasa,” tegas Heru.

Heru menambahkan bahwa selama alur pelabuhan belum dapat dilintasi, ASDP bersama Basarnas, Lanal, Polair, dan KPLP tetap menjaga kesinambungan layanan menggunakan kapal pendukung untuk penumpang dan logistik. Kini, dengan alur kembali dibuka secara terbatas, layanan normal perlahan dipulihkan meski jadwal masih bersifat tentatif.
ASDP juga memberikan diskon hingga 50 persen untuk kendaraan logistik, seperti pengangkut hewan kurban dan hasil pertanian. Penumpang yang menjalani rujukan medis ke fasilitas kesehatan juga difasilitasi dengan tiket gratis, termasuk tenaga kesehatan dari puskesmas dan dinas terkait.
ASDP mengapresiasi peran KSOP Kelas III Pulau Baai, PT Pelindo, dan Pemerintah Daerah Bengkulu yang telah bekerja cepat mengatasi pendangkalan. Proses pengerukan dilakukan dengan mengerahkan alat berat dan satu kapal keruk yang akan disiagakan jangka panjang guna menjaga kelancaran alur pelayaran ke depannya.
Untuk saat ini, ASDP masih menyesuaikan jadwal keberangkatan kapal berdasarkan kondisi cuaca dan kesiapan pelabuhan. Penumpang diimbau untuk hadir minimal satu jam sebelum keberangkatan dan membawa identitas diri sesuai ketentuan manifes. Pengawasan keselamatan dan kelayakan kapal juga diperketat sesuai arahan Kementerian Perhubungan.
KMP Pulo Tello menempuh rute sejauh 106 mil laut dari Bengkulu ke Enggano dengan waktu tempuh sekitar 12 jam. Dengan kapasitas 229 penumpang dan 22 kendaraan, kapal ini telah mengangkut 3.695 penumpang dan 574 kendaraan selama Januari hingga Juni 2025. “Transportasi laut seperti ini menjadi tulang punggung bagi mobilitas dan keberlanjutan ekonomi masyarakat pulau,” ucap Heru.
Heru menegaskan bahwa kehadiran ASDP di lintasan perintis merupakan amanah strategis. “Kami hadir bukan hanya sebagai operator transportasi, tetapi sebagai bagian dari kebijakan negara dalam menjamin konektivitas, ketahanan sosial, dan pemerataan pembangunan, khususnya di wilayah 3T,” tegasnya.
Sebelumnya, Pulau Enggano sempat terisolir karena pendangkalan di pelabuhannya. Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad telah menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana untuk rapat mengenai permasalahan Pulau Enggano yang terisolasi imbas pendangkalan jalur Pelabuhan Pulau Baai pada Selasa (24/6). Akibatnya kapal-kapal pembawa logistik tak bisa berlabuh di pulau tersebut.
Dalam rapat itu Dasco menyampaikan keluhan masyarakat Pulau Enggano yang hidup terisolir sejak Maret 2025 langsung kepada Prabowo.
“Saya dan Ibu Puan kembali berkomunikasi dengan Presiden untuk menyampaikan permasalahan Pulau Enggano yang sudah 1 bulan mengalami kesulitan karena pendangkalan yang agak terisolir karena pendangkalan pelabuhan,” kata Dasco kepada wartawan, Selasa (24/6)
“Oleh karena itu penanganannya perlu cepat dan perlu turun tangan pemerintah dari Pusat,” tuturnya.