
Mahkamah Konstitusi Thailand menonaktifkan Paetongtarn Shinawatra dari tugasnya sebagai perdana menteri. Dengan demikian, posisinya akan digantikan oleh perdana menteri sementara.
Dikutip dari AFP, Rabu (2/7), Menteri Transportasi Suriya Jungrungreangkit memulai tugasnya sebagai perdana menteri sementara hanya untuk 93 jam. Dia memulai tugasnya dengan menghadiri upacara di Bangkok untuk merayakan peringatan ulang tahun kantor perdana menteri.
Suriya merupakan politisi veteran yang oleh media setempat disebut sebagai penunjuk arah politik karena selalu memihak pada pemerintah.
Meski ditunjuk jadi perdana menteri sementara, masa jabatannya hanya sebentar karena reshuffle kabinet yang telah dijadwalkan sebelum sidang pengadilan pada Selasa (1/7).
Setelah 93 jam, Suriya akan digantikan Menteri Dalam Negeri Phumtham Wechayachai setelah pengambilan sumpah jabatan yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (3/7).
Kenapa Phumtham? Sebab dalam reshuffle kabinet, Phumtham juga dipercaya sebagai wakil perdana menteri. Sehingga dalam urutan suksesi, tingkatan Phumtham lebih tinggi dibanding Suriya.
Sebagaimana diberitakan, Paetongtarn dinonaktifkan dari tugasnya sebagai PM oleh Mahkamah Konstitusi Thailand. Meski dinonaktifkan, Paetongtarn tetap berada dalam kabinet sebagai menteri kebudayaan. Hal itu diputuskan dalam reshuffle kabinet yang disetujui Raja Maha Vajiralongkorn sebelum MK Thailand mengumumkan keputusannya.
Para analis menilai dinonaktifkannya Paetongtarn sebagai PM menunjukkan memudarnya pengaruh keluarga Shinawatra di perpolitikan Thailand.
Kepemimpinan Paetongtarn semakin di ujung tanduk ketika percakapan teleponnya dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen bocor. Percakapan itu memang membahas soal ketegangan yang terjadi antara kedua negara di perbatasan, yang menewaskan satu tentara Kamboja dalam baku tembak pada Mei lalu.
Dalam percakapan diplomatik itu, Paetongtarn diketahui memanggil Hun Sen dengan sebutan 'paman' dan menyebut komandan militer Thailand sebagai 'musuh'nya.
Partai konservatif meninggalkan koalisi Paetongtarn, yang kemudian memicu reshuffle kabinet. Tingkat kepercayaan Paetongtarn juga terjun bebas dan belasan ribu orang turun ke jalan memintanya mundur.