Liputan6.com, Jakarta Masih ingat dengan upaya peretasan yang menimpa Jungkook BTS? Kini kasus tersebut makin terang benderang setelah satu sosok kunci berhasil ditangkap.
Dilansir dari The Korea Times dan Chosun Biz, Senin (25/8/2025), tersangka merupakan warga negara China berusia 34 tahun, yang diidentifikasi dengan nama Jeon. Ia dituduh jadi sosok kunci dalam sindikat kejahatan peretasan, memimpin jaringan yang mencuri lebih dari 38 miliar won atau sekitar Rp445 miliar. Korbannya adalah golongan berduit, termasuk Jungkook BTS.
Jeon ditangkap di Bangkok, Thailand, dan Kementerian Kehakiman Korea Selatan mengumumkan bahwa tersangka telah diekstradisi ke Korea.
Cho Young Min, hakim di Pengadilan Distrik Pusat Seoul, mengeluarkan surat perintah penangkapan pada 24 Agustus 2025 atas tuduhan melanggar Undang-Undang Jaringan Informasi dan Komunikasi dan Undang-Undang tentang Hukuman Berat untuk Kejahatan Ekonomi Khusus.
Pengadilan menyebutkan kekhawatiran bahwa ia mungkin akan menghilangkan barang bukti atau melarikan diri.
Sehari setelah V dan RM, hari ini gilitan Jimin dan Jungkook BTS yang secara resmi kembali ke masyarakat setelah menuntaskan waji militer atau wamil. Momen yang terjadi pagi ini, Rabu (11/6/2025), tentu disambut bahagia para ARMY.
Identitas Tersangka dan Tuduhan
Menurut kepolisian dan Kementerian Kehakiman, Jeon mengorganisasi jaringan peretasan di luar negeri antara Agustus 2023 dan Januari 2024. Targetnya, adalah situs web perusahaan telekomunikasi Korea untuk mencuri data pribadi.
Setelah mengantongi informasi ini, kelompok tersebut membuka rekening ponsel atas nama korban dan mengakses rekening bank serta mata uang kripto mereka, menguras aset senilai lebih dari 38 miliar won.
Selain Jungkook BTS, korban lain meliputi pimpinan konglomerasi besar hingga petinggi perusahaan permodalan. Bukan hal mudah untuk meringkus Jeon. Kepolisian Metropolitan Seoul dan Interpol bekerja sama melacaknya.
Setelah mengetahui ia memasuki Thailand pada April, Kementerian terkait meminta surat perintah penangkapan darurat dari otoritas Thailand. Empat bulan kemudian, Jeon akhirnya diekstradisi ke Korea.
Kata Polisi
Jeon muncul di pengadilan sekitar pukul 1:15 siang ini untuk sidang penahanan praperadilan tetapi tetap diam ketika wartawan bertanya apakah ia mengakui tuduhan tersebut atau berencana untuk memberikan kompensasi kepada para korban.
Sementara Chosun Biz mewartakan, dalam jumpa pers rutin pada Senin hari ini, seorang pejabat Kepolisian Metropolitan Seoul mengungkap bahwa tersangka mengakui beberapa tuduhan tapi membantah sebagian yang lainnya.
"Kami berencana untuk melakukan penyelidikan menyeluruh semaksimal mungkin," kata perwakilan kepolisian.
Insiden yang Menimpa Jungkook BTS
Kabar Jungkook menjadi korban peretasan terkuak ke publik pada Maret lalu. Saham yang ia miliki di HYBE, dicuri saat ia menjalani wajib militer alias wamil.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari sumber dalam industri, sang peretas membuka akun tak sah atas nama Jungkook pada Januari tahun lalu, tepat setelah sang pelantun “7 Days” memulai wajib militernya.
Sang hacker kemudian mentransfer 33 ribu saham milik Jungkook di HYBE ke akun baru tersebut, juga menjual 500 saham kepada investor pihak ketiga. Saat itu, total nilai saham yang dicuri adalah 8,4 miliar won atau sekitar 94 miliar rupiah.
Untungnya, hal ini langsung terendus agensinya, BigHit Music, yang juga merupakan label rekaman di bawah HYBE. Agensi langsung mengambil tindakan untuk mencegah kerugian lebih besar benar-benar terjadi.