
YULIAN Paonganan alias Ongen, salah satu penerima amnesti dari Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pandangan mendalam tentang sosok Presiden Prabowo yang menurutnya pantas menyandang gelar Bapak Demokrasi Indonesia.
“Menurut saya, Prabowo layak disebut Bapak Demokrasi. Bayangkan saja, beliau adalah jenderal jebolan Orde Baru, bahkan menantu Presiden Soeharto. Namun dalam perjalanan politiknya, ia menunjukkan dedikasi luar biasa pada prinsip demokrasi,” ujar Ongen, di Jakarta, Sabtu (2/8).
Menurut dia, usai pengasingan politiknya di Yordania pasca reformasi, Prabowo tidak memilih jalan pintas atau kekuasaan instan. Ia justru membangun kekuatan politik dari bawah dengan mendirikan Partai Gerindra.
Prabowo, lanjut dia, mencalonkan diri dalam beberapa kali pemilu presiden, dan meski sempat mengalami kekalahan, ia selalu menerima hasil demokratis dengan sikap kenegarawanan yang sangat langka di panggung politik nasional. “Beliau tidak pernah menggunakan cara anarkis atau inkonstitusional. Justru ia menerima kekalahan dengan jiwa besar dan elegan. Itu menunjukkan kematangan dan komitmennya pada demokrasi sesungguhnya,” tegas Ongen.
Kini, jelas Ongen, ketika Prabowo resmi memimpin Indonesia sebagai Presiden, publik menyaksikan langsung gaya kepemimpinannya tak hanya kuat dan tegas, tapi juga penuh kasih dan merangkul. Di tengah berbagai tantangan bangsa, ia menjunjung tinggi prinsip persatuan nasional, sebuah fondasi penting untuk menjaga keutuhan negara.
Menurut dia, langkah monumental Prabowo dalam memberikan amnesti dan abolisi kepada lebih dari 1.000 narapidana politik dan hukum menjadi bukti nyata sikap kenegarawanan yang tinggi.
Terutama saat Prabowo mengabulkan amnesti untuk Hasto Kristiyanto dan abolisi bagi Thomas Lembong, dua figur yang sebelumnya berseberangan secara politik.
“Ini bukan hanya langkah hukum, ini sejarah baru dalam wajah demokrasi kita. Meski masih ada saja yang nyinyir, rakyat yang jernih akan tahu ini bukti pemimpin yang memikirkan rekonsiliasi, bukan rivalitas,” kata Ongen.
Ia menambahkan setiap pemimpin tentu memiliki kekurangan. Namun, menilai seorang pemimpin harus secara komprehensif dan holistik.
“Dari semua sisi itu, saya melihat Prabowo adalah pemimpin masa depan sekaligus penjaga warisan demokrasi masa kini,” ucapnya.
Sebagai sosok yang lama berada di bawah asuhan ideologis Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ongen menilai garis demokrasi yang ditegakkan SBY kini diteruskan Prabowo dengan cara lebih berani dan menjangkau.
“Saya dukung Prabowo sejak awal karena melihat komitmen ideologisnya. Bukan hanya soal menang atau kalah, tapi bagaimana dia menjaga mimpi besar bangsa ini untuk tetap demokratis, damai, dan bersatu. Beliau adalah simbol semangat rekonsiliasi nasional,” tutup Ongen. (H-2)