
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan PT Garuda Indonesia (Persero) akan menambah pembelian pesawat dari Boeing menjadi 79 unit sebagai langkah negosiasi tarif impor kepada pemerintah Amerika Serikat (AS).
Jumlah tersebut naik dari rencana Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Pandjaitan yang ingin membeli 50-75 unit pesawat produksi perusahaan manufaktur asal AS tersebut.
"Dengan agreement baru, bukan agreement yang lama. Kalau agreement yang lama kan sudah selesai, sudah gugur di PKPU. Jadi ini yang baru jumlahnya makanya naik kalau enggak salah jadi 79," ungkapnya di kompleks parlemen, Selasa (8/7).
Erick mengaku belum mendapatkan informasi lanjutan dari tim negosiasi usai Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif resiprokal terhadap Indonesia sebesar 32 persen. Namun berdasarkan hasil rapat terakhir, kata Erick, Kementerian BUMN ditugaskan untuk menjaga swasembada energi agar tetap stabil di tengah goncangan perang dagang.
"Termasuk investasi di luar negeri melalui Danantara. Itu yang kita sedang fokuskan. Termasuk pengadaan pesawat terbang yang memang kita masih kurang," jelas Erick.

Erick menuturkan, PT Pertamina (Persero) dan PT Garuda Indonesia (Persero) menjadi salah satu supporting system tim negosiasi tarif AS dari sisi BUMN.
Untuk Pertamina, Erick mengatakan Indonesia akan membeli komoditas energi dari AS. Adapun pemerintah Indonesia menawarkan impor dari pemerintah AS dengan nilai total mencapai USD 34 miliar.
"Pembelian minyak, crude oil. Semua nanti tunggu Pak Menko. Pak Menko sudah sebutkan angkanya 34 billion. Komponen itu mungkin yang terbesar dari Pertamina dan tentu Garuda," pungkas Erick.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Wamildan Tsani menyampaikan rencana pembelian pesawat Boeing sebanyak 50-75 unit. Pembelian ini sebagai upaya perseroan untuk mengembangkan kinerja operasional bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi global.

“Kita masih penjajakan untuk kemungkinan pembelian pesawat Boeing, antara 50 sampai 75 pesawat Boeing,” kata Wamildan ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (3/7).
Garuda Indonesia tengah mendapat fasilitas pembiayaan dari Danantara sekitar Rp 6,65 triliun yang sebagian besar diserahkan kepada anak usaha, PT Citilink Indonesia.
Wamildan mengatakan pesawat asal Amerika yang dibeli tidak hanya berkapasitas kecil seperti seri Boeing 737. “Ada (Boeing) 737, ada 787 (Pesawat berbadan lebar) makanya masih dalam pembicaraan,” ujar Wamildan.