Saihun, mertua Brigadir Esco Faska Rely (29 tahun), bercerita bahwa menantunya merupakan sosok yang baik dan sabar. Dia tak percaya menantunya itu meninggal dalam kondisi tak wajar.
Brigadir Esco merupakan anggota intelijen Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat.
Esco ditemukan tewas di kebun yang berjarak 10 meter dari belakang rumahnya di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Minggu (24/8). Kondisinya sudah membusuk, terkapar di tanah dan leher terikat tali di sebuah pohon.
"Tidak ada masalah, sama keluarga adem-adem saja. Sama istri juga tidak ada masalah," kata Saihun kepada kumparan, Selasa (26/8).
"Menantu saya orang baik, saleh, rajin," imbuh Saihun.
Esco meninggalkan seorang istri, Briptu Rizka Sintiyani, dan dua anak yang berusia 2 dan 7 tahun.
Istri Esco sempat jatuh sakit saat suaminya itu hilang sejak 13 Agustus 2025 hingga ditemukan tewas pada Minggu (24/8).
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Kombes Syarif Hidayat mengatakan pihaknya masih menyelidiki kasus ini.
Hasil autopsi sementara diketahui ada sejumlah luka akibat kekerasan benda tumpul. Selain itu juga ada bekas tanda kekerasan di leher Esco.
"Pada leher korban (tanda kekerasan),” ujar Syarif kepada wartawan, Selasa (26/8).
Syarif mengatakan penyebab kematian Brigadir Esco saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Menurutnya, penyidik terus mendalami perkara ini dengan memeriksa saksi-saksi, termasuk istri korban dan orang pertama yang menemukan jenazah, yakni mertua korban.
“Kita masih dalami keterangan saksi-saksi, termasuk dari pihak keluarga,” katanya.