
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menargetkan produksi beberapa komoditas pertanian dan peternakan Indonesia sepanjang tahun 2026, salah satunya beras mencapai 33,8 juta ton.
Amran mengatakan rancangan program prioritas Kementan tahun 2026 untuk mewujudkan swasembada pangan di antaranya fokus untuk peningkatan produksi padi, jagung, dan komoditas strategis lainnya.
Program prioritas lainnya, lanjut Amran, yakni peningkatan produksi susu dan daging sapi, optimasi lahan, cetak sawah, penyiapan benih unggul dan hilirisasi komoditas pertanian.
"Dengan berpatokan pada empat program tersebut, dalam rangka penyediaan pangan utama bagi penduduk Indonesia dan peningkatan daya saing produk pertanian, Kementerian Pertanian berupaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian pada tahun 2026," jelas Amran saat Rapat Kerja Komisi IV DPR, Senin (7/7).
Target produksi komoditas pertanian yakni di antaranya aneka cabai 3,08 juta ton, bawang merah 2 juta ton, kopi 786 ribu ton, kakao 633 ribu ton, dan kelapa 2,8 juta ton.
"Beras sebesar 33,8 juta ton, jagung 22,7 juta ton, kedelai 343 ribu ton," lanjut Amran.
Sementara target produksi komoditas peternakan yaitu meliputi daging sapi dan kerbau 514 ribu ton, dan daging ayam 4,3 juta ton.
Amran menjelaskan, sektor pertanian selalu menjadi penopang utama ekonomi nasional, terutama di masa krisis seperti Pandemi COVID-19, perubahan iklim ekstrem, hingga ketidakpastian global akibat perang militer dan perang tarif yang melumpuhkan berbagai sektor.
"Namun sektor pertanian tetap tumbuh positif dan berdiri kokoh sebagai sumber devisa negara, menyerap tenaga kerja, menyediakan pangan, dan menjaga denyut nadi kehidupan masyarakat," tuturnya.
Adapun Kementan mendapatkan Pagu Indikatif Tahun Anggaran 2026 sebesar Rp 13,75 triliun, dengan rincian belanja pegawai sebesar Rp 1,64 triliun, belanja operasional Rp 0,89 triliun, dan belanja non-operasional sebesar Rp 11,23 triliun.
Amran menilai anggaran tersebut terlampau kecil, sehingga Kementan meminta tambahan anggaran menjadi Rp 44,64 triliun.