Madilog Tan Malaka, Senjata untuk Tangkal Hoaks

1 day ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah derasnya arus informasi digital, hoaks dan disinformasi menyebar lebih cepat daripada kebenaran. Fenomena ini sejatinya bukan hal baru. Jauh sebelum era media sosial, Tan Malaka sudah resah terhadap cara berpikir irasional yang ia sebut sebagai logika mistika.

Untuk melawannya, ia menulis karya monumental Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) pada 1942–1943. Kini, gagasannya justru makin relevan sebagai senjata menghadapi hoaks dan polarisasi di era post-truth.

Madilog bukan dogma baru, melainkan alat berpikir kritis. Tan Malaka merancangnya sebagai “software” bagi bangsa yang hendak merdeka 100 persen, bukan hanya secara politik, tetapi juga secara mental. Menurutnya, mustahil bangsa merdeka jika masih tunduk pada takhayul, mitos, atau propaganda tanpa dasar.

Isi Madilog dapat dipahami sebagai tiga jurus utama:

1. Materialisme: Cek Fakta Dulu, Bro!

Materialisme menuntut bukti nyata sebelum percaya pada klaim apa pun. Dalam konteks hari ini, ia identik dengan fact-checking. Saat pesan berantai di WhatsApp mengklaim bahwa “rebusan bawang putih bisa sembuhkan segala penyakit”, cara berpikir materialis langsung bertanya: mana bukti ilmiahnya?.

2. Dialektika: Lihat dari Dua Sisi, Jangan Baperan

Media sosial sering menciptakan echo chamber yang memperkuat polarisasi. Dialektika mengajarkan bahwa kebenaran justru lahir dari pertentangan pandangan. Dengan cara ini, masyarakat terlatih untuk berdialog, bukan saling blokir atau cancel.

3. Logika: Polisi Sesat Pikir

Di era banjir opini sekarang ini juga banyak argumen sesat (fallacies) digunakan untuk menggiring opini publik. Nah, logika berfungsi membedah argumen, menemukan cacat nalar, dan menjaga agar kesimpulan tetap runut. Ia ibarat vaksin terhadap virus propaganda.

Hari ini, hoaks menyebar bukan lagi lewat gosip di warung kopi, melainkan dalam hitungan detik melalui media sosial. “Logika mistika” berganti baju menjadi mentalitas post-truth: lebih percaya pada emosi dan keyakinan pribadi daripada fakta objektif.

Di sinilah Madilog menjadi senjata pamungkas. Ia berfungsi sebagai “antivirus orisinal buatan Bapak Republik” untuk melawan virus hoaks. Dengan materialisme kita terlatih bertanya, “Apa buktinya?”; dengan dialektika kita belajar menimbang dari berbagai sisi; dan dengan logika kita mampu menolak narasi menyesatkan.

Selama Orde Baru, nama Tan Malaka dan Madilog dipinggirkan karena dianggap berbahaya. Namun, pasca-Reformasi, generasi baru kembali menemukan relevansi pemikirannya.

Mengkaji Madilog bukan sekadar nostalgia sejarah, melainkan tindakan politik intelektual: merebut kembali warisan berpikir kritis yang nyaris dihapus, sekaligus memperlengkapi diri menghadapi hoaks dan propaganda di abad ke-21.

Seperti pernah ia tulis sebelum dieksekusi, “Ingatlah! Bahwa dari dalam kubur, suara saya akan lebih keras daripada dari atas bumi.” Gagasan Madilog membuktikan ramalan itu, terus hidup dan relevan melawan kebodohan, polarisasi, dan hoaks hingga hari ini.

Read Entire Article