
Ladies, seiring bertambahnya usia, menjaga pertemanan sering kali tak semudah dulu. Kesibukan hidup membuat kita tak bisa lagi bebas nongkrong tiap akhir pekan atau teleponan berjam-jam seperti saat masih sekolah.
Tapi menariknya, di tengah keterbatasan waktu itu, ada jenis pertemanan yang tetap bisa bertahan meski jarang bertemu. Itulah yang disebut sebagai low maintenance friendship.
Apa Itu Low Maintenance Friendship?

Low maintenance friendship adalah bentuk hubungan pertemanan yang tidak menuntut banyak waktu atau perhatian, tapi tetap terasa kuat dan nyaman. Tanpa harus rutin bertukar kabar atau sering hangout, kedekatan yang terjalin tetap terasa utuh. Mungkin kamu punya teman yang sudah lama tidak bertemu, tapi ketika ngobrol lagi, semuanya tetap mengalir tanpa canggung.
Jenis pertemanan ini sangat bertolak belakang dengan high maintenance friendship, yang biasanya menuntut perhatian lebih intens. Dalam hubungan seperti itu, kita bisa merasa tertekan kalau tidak membalas pesan tepat waktu atau lupa memberikan ucapan ulang tahun. Alih-alih memberi rasa nyaman, hubungan yang terlalu menuntut bisa berubah jadi beban emosional.
Kunci Low Maintenance Friendship: Pengertian dan Kepercayaan

Bukan berarti hubungan low maintenance tidak butuh usaha. Justru, hubungan ini bertahan karena adanya rasa saling percaya dan pengertian. Kita tahu bahwa masing-masing punya kehidupan sendiri yang sibuk, dan tidak selalu bisa hadir setiap waktu. Tapi saat dibutuhkan, teman ini akan tetap ada. Hubungan seperti ini dibangun bukan dari seberapa sering bertemu, tapi seberapa dalam rasa saling peduli yang terjaga.
Tetap saja, hubungan seperti ini tetap perlu dirawat. Kalau komunikasi hanya terjadi saat ada kebutuhan, pertemanan bisa terasa berat sebelah. Tapi kalau kamu dan temanmu masih menyempatkan diri untuk sekadar menyapa, berbagi cerita ringan, atau memberi selamat atas pencapaian masing-masing, maka hubungan itu masih punya fondasi yang kuat.
Hubungan yang Tumbuh Bersama Waktu

Memiliki low maintenance friendship bukan berarti menurunkan standar dalam berteman. Sebaliknya, ini adalah bentuk kedewasaan dalam menjalin relasi. Kita belajar bahwa kedekatan emosional tidak selalu harus diukur dari intensitas komunikasi, tapi dari koneksi yang tetap terjaga meski waktu dan jarak memisahkan.
Ladies, menjadi teman yang baik tidak harus selalu hadir secara fisik. Kadang, perhatian kecil seperti mengirim pesan saat teringat atau merespons unggahan media sosial sudah cukup untuk menjaga hubungan tetap hangat. Karena pada akhirnya, pertemanan yang sehat adalah soal hadir dengan cara yang paling bisa kita lakukan, bukan soal seberapa sering kita melakukannya.