Kritisi Dunia Kesehatan, Dedi Mulyadi Nilai Dokter Serba Perhitungan

1 week ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Kritisi Dunia Kesehatan, Dedi Mulyadi Nilai Dokter Serba Perhitungan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengikritisi dunia kesehatan di Indonesia, saat berbicara dalam seminar di Kampus Unpad, Bandung.(MI/BAYU ANGGORO)

GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi menilai pelayanan kesehatan di Tanah Air sudah terlalu berorientasi materi, sehingga berpengaruh terhadap kualitas pelayanan. dunia kesehatan sudah menjadi industri, sehingga segala sesuatunya dihitung berdasarkan kepentingan bisnis.

Hal ini disampaikan Dedi saat menjadi pembicara dalam seminar nasional bertemakan Pencegahan Perundungan, Gratifikasi, Korupsi, dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual di Lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, di kampus Universitas Padjadjaran Bandung, Jumat (22/8).

"Ini fakta. Kita masuk ke materialisme dunia kesehatan. Dunia kesehatan adalah bisnis," katanya.

Dia menjelaskan, kondisi ini sangat memperihatinkan karena berdampak terhadap kualitas pelayanan kepada masyarakat. "Kalau materialisme masuk ke pikiran dunia kesehatan, pelayanan ke masyarakat akan jauh panggang dari api."

Sebagai contoh, menurutnya, sudah terjadi pergeseran nilai dalam dunia kedokteran karena tingginya biaya pendidikan dalam profesi tersebut. Akibatnya, saat ini semakin langka dokter yang memiliki pengabdian yang baik terhadap masyarakat dan negara

"Terjadi pergeseran nilai dalam dunia kedokteran. Kalau zaman dulu, semua dokter serba pengabdian. Kalau zaman sekarang, dokter serba perhitungan," katanya.


Dokter juga korban

Dedi memahami materialisme dalam dunia kedokteran bukan terjadi begitu saja. Para dokter pun terpaksa seperti itu akibat tingginya biaya pendidikan yang harus ditempuh.

"Dokter juga menjadi korban. Maka dari itu, harus dilakukan perbaikan dalam sistem rekruitmen dokter mulai dari seleksi awal di perkuliahan hingga proses pendidikan dokter spesialis," tandasnya.

Pertama, dia berharap seleksi akademis bisa dilakukan lebih baik lagi dalam menjaring mahasiswa kedokteran.

"Dulu, calon dokter itu yang biologinya hebat, fisikanya hebat, kimianya, matematikanya hebat. Walaupun berasal dari keluarga tidak mampu, bisa masuk universitas terbaik dan menempuh pendidikan kedokteran sampai selesai," katanya.

Hal berbeda terjadi saat ini akibat tingginya biaya pendidikan kedokteran.

"Sekarang pintar saja enggak cukup kalau orangtuanya enggak punya kemampuan. Sekarang bodoh sedikit boleh masuk kedokteran asal punya uang. Sekarang banyak anak teman-teman saya yang masuk kedokteran, 'ceuk urang teh asa rada oon budak teh' (menurut saya agak bodoh anak ini)," katanya.

Kedua, menurutnya, seleksi ketat pun harus dilakukan dalam pendidikan dokter spesialis. Yang berhak menempuh pendidikan spesialis tersebut haruslah dokter yang sudah terbukti memiliki integritas dan pengabdian yang baik.

"Harusnya, yang bisa mengikuti pendidikan spesialis itu dokter yang sudah terbukti pengabdiannya. Yang sudah lama mau ditempatkan di daerah terpencil, di desa-desa, di puskesmas," katanya.

Untuk itu, pemerintah harus bisa mengintervensi agar tingginya biaya pendidikan tidak memberatkan dokter. Salah satunya dengan menyiapkan beasiswa bagi calon-calon dokter dan dokter spesialis.

Dedi memastikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menyiapkan beasiswa bagi dokter yang akan mengikuti pendidikan gratis.

"Di APBD 2026 saya akan mengkuliahkan gratis dokter-dokter terbaik di Jawa Barat. Ini yang harus dilakukan. Kalau tidak, kita tidak akan melahirkan dokter-dokter pengabdi, dokter-dokter ikhlas," tegasnya.

Read Entire Article