
ASR (18) remaja di Surabaya hanya bisa meratapi nasib tatkala harus melahirkan di usianya yang kala itu menginjak 16 tahun. Ya, akhir 2023 lalu ASR melahirkan seorang bayi perempuan imbas pergaulan bebas yang dilakukannya sejak duduk di bangku SMP.
Berawal dari coba-coba dan hasutan teman sepermainannya, ASR harus terjerumus dalam pergaulan seks bebas. Kamar kos sang teman menjadi saksi bisu awal ASR melepas keperawanannya kepada pemuda yang dikenalnya lewat media sosial.
"Waktu itu saya keluar rumah, ikut R yang saya kenal lewat Facebook. Kenal baru seminggu. Dia ngajak saya jalan-jalan dari siang sampai malam. Pas malam dia mau antar pulang, tapi saya takut pulang, takut dipukuli ayah karena terlambat pulang," kenang ASR kepada Basra, Rabu (30/7).
Oleh R, ASR lantas dititipkan ke kosan temannya. Dari sinilah ASR mulai terseret pergaulan bebas. Remaja berwajah ayu ini beberapa kali kabur dari rumahnya demi memenuhi hasratnya untuk melakukan hubungan seksual. Mirisnya, ASR kerap melakukannya dengan pemuda yang berbeda.
"Ya gimana ya, awal begituan sama pacar yang kenal lewat Facebook, lainnya ya sama teman-teman main. Kebanyakan di kosan teman melakukannya," ungkapnya.
Kerap kabur dari rumah tak membuat ASR takut menerima amarah dari orang tuanya.
"Awal-awal pergi dari rumah pasti takut kalau mau pulang, sampai ayah sendiri yang menemukan saya. Tapi setelahnya ya saya biasa saja pas pergi dari rumah, kadang bisa sampai sebulan nggak pulang," tuturnya.
ASR mengaku nyaman saat berada di tengah-tengah teman sepermainannya. Hal berbeda dirasakan ASR saat di rumah. Kedua orangtuanya sibuk bekerja, sedangkan sang kakak tak pernah menghiraukannya.
"Dari kecil diasuh nenek, ayah sama mama sibuk kerja. Saat SMP nenek meninggal, jadi nggak kerasan di rumah," lirihnya.
Meski kerap berhubungan seksual, tak ada ketakutan dalam diri ASR andai kata dia hamil atau tertular penyakit seksual. ASR tak pernah berpikir sejauh itu.
Namun pada pertengahan 2023, petaka itu datang, bungsu dari dua bersaudara itu hamil. Ini terjadi setelah pelariannya dari rumah untuk yang kesekian kalinya. Bahkan ASR mengaku tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Oleh kedua orangtuanya, ASR lantas diungsikan ke rumah saudara di luar Surabaya. Hingga sang putri yang dilahirkannya menginjak usia 6 bulan, ASR baru kembali ke Surabaya.
Kepada Basra, ASR mengaku menyesal atas apa yang diperbuatnya. Namun dia bersyukur kedua orangtuanya masih menerimanya.
"Saya harus putus sekolah padahal waktu (hamil) itu sudah kelas 2 SMK. Mama nawari sekolah lagi dan anak saya diasuh mama," tuturnya.
ASR berharap apa yang menimpanya cukup sampai dia melahirkan saja, tanpa nantinya harus divonis penyakit berbahaya imbas pergaulan bebasnya.
"Kadang takut juga kalau ingat nanti pas kena penyakit apa gitu. Semoga Allah masih kasih saya kesempatan untuk memperbaiki diri," lirihnya seraya terisak.