Sejumlah sekolah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggelar pembelajaran secara daring. Kebijakan itu diambil setelah beredarnya informasi akan ada aksi unjuk rasa ke Gedung DPRD Kabupaten Cianjur, hari ini, Senin (1/9).
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Helmi Halimudin, menjelaskan kebijakan pembelajaran secara daring tidak semua sekolah menerapkan. Kebijakan belajar daring ini, dilakukan oleh sejumlah SMP yang berada di titik aksi unjuk rasa sesuai dengan pertimbangan dari wali murid dan sekolah.
"Memang permintaan para orang tua, dan kami tindak lanjuti karena untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi para siswa dan orang tua. Saat ini yang sudah dipastikan, yakni SMPN 1 Cianjur, SMP Islam Kreatif dan SMP Al Azhar, Bypass," jelas Helmi kepada kumparan.
Selain sekolah tingkat pertama, sejumlah SMA juga melakukan kebijakan serupa dengan memberlakukan pembelajaran secara daring.
Di kesempatan terpisah, Kepala SMAN 1 Cianjur, Agam Supriyanta, mengatakan sekolahnya memberlakukan pembelajaran daring selama dua hari, karena khawatir adanya aksi unjuk rasa susulan.
"Kami sudah berkoordinasi dan mendapatkan arahan dari Kacadin Disdik Provinsi Jabar terkait pembelajaran, Senin (1/9). Hasilnya pembelajaran akan dilakukan secara online selama dua hari atau terhitung mulai Senin (1/9) hingga Selasa (2/9)," kata Agam, kepada wartawan.
Sementara itu, seorang wali murid, Dinda Rendigariany, mengaku setuju dengan kebijakan pembelajaran secara daring selama masa aksi unjuk rasa digelar.
"Seluruh orang tua dan wali murid telah menyampaikan kepada pihak sekolah agar anak-anak belajar di rumah secara daring. Khawatir adanya aksi unjuk rasa yang kembali ricuh seperti kemarin," kata Dinda kepada kumparan.
Selain itu, dia juga akan memastikan anak-anaknya berada di rumah dan tidak terlibat atau ikut-ikutan dalam aksi unjuk rasa.
Sebelumnya, aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berakhir bentrok, Sabtu (30/8) malam.
Massa aksi terlibat bentrokan dengan polisi. Mereka melempari aparat gabungan dengan batu dan bambu, dibalas dengan tembakan water cannon dan gas air mata.