
DEWAN Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di bawah kepemimpinan Ketua Umum Muhammad Risyad Fahlefi menetapkan Satya Tama atau 'Kebenaran Utama' sebagai nilai fundamental organisasi. Langkah ini dinilai sebagai pembaruan arah gerakan mahasiswa nasionalis untuk menjawab tantangan zaman.
“Satya Tama kami tetapkan sebagai kompas gerakan GMNI agar setiap kader memiliki integritas, loyalitas, dan keluhuran nilai dalam berorganisasi,” ujar Risyad melalui keterangannya, Selasa (12/8).
Risyad mengatakan GMNI yang berdiri sejak 23 Maret 1954 di Surabaya itu memiliki sejarah panjang sebagai wadah perjuangan mahasiswa berideologi Marhaenisme. Ia meyakini penetapan Satya Tama menjadi penegas identitas kader yang siap berjuang di ranah akademik, sosial, dan politik.
“Nilai ini kami rancang agar mampu menjembatani semangat perjuangan ideologi Bung Karno dengan kebutuhan zaman yang serba cepat dan kompetitif,” tegas mantan Presiden BEM Universitas Airlangga ini.
Pilar pertama Bina Diri menekankan pembentukan karakter kader yang berintegritas, loyal, serta menjunjung keluhuran nilai. Tujuannya agar kader mampu menjadi teladan di lingkungan kampus maupun masyarakat.
“Seorang kader GMNI harus teguh pendirian, setia pada perjuangan rakyat, dan mampu memegang prinsip meskipun berada di tengah arus besar perubahan,” jelasnya.
Pilar kedua Bina Ilmu mendorong kader untuk menyelesaikan tanggung jawab akademik dengan hasil yang memuaskan. Risyad menilai hal ini penting karena kualitas akademis akan memperkuat daya saing kader di tingkat lokal, nasional, bahkan global.
“Kami ingin kader GMNI menyelesaikan kewajiban akademiknya dengan predikat memuaskan, karena itu bagian dari peningkatan kualitas kader dari sisi akademis,” tegas Risyad.
Sementara pilar ketiga Bina Bangsa mengajak kader mengimplementasikan seluruh nilai yang telah diperoleh selama proses kaderisasi untuk kepentingan Bangsa Indonesia. Implementasi ini tidak hanya dalam bentuk pengabdian sosial, tetapi juga kontribusi pada kebijakan publik dan pemberdayaan masyarakat.
“Nilai-nilai yang sudah diperoleh kader harus diimplementasikan untuk kemajuan Bangsa Indonesia, itu wujud nyata pengabdian GMNI,” tutur Risyad.
Dengan mengusung Satya Tama, DPP GMNI berharap gerakan mahasiswa nasionalis tetap relevan, adaptif, dan konsisten memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa kami di GMNI berkomitmen melahirkan kader-kader berkarakter pejuang di era modern," tandasnya. (E-4)