
Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menyebut ada beberapa kendala dalam mengevakuasi KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali. Salah satu kendalanya adalah Basarnas belum mempunyai alat sonar untuk mendeteksi kapal tenggelam.
“Salah satunya tadi terungkap bahwa Basarnas ini belum punya alat sonar yang memadai untuk mencari titik di mana kapal berada kalau dia tenggelam. Alat yang Basarnas punya hari ini adalah kalau sudah ditemukan baru mereka punya alat. Bisa mendeteksi apakah di dalam ada masih korban terperangkap atau tidak dan seterusnya,” ujar Lasarus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (7/7).
“Tapi mencari di mana kapal itu tenggelam, Basarnas belum punya,” tambahnya.
Selain itu, Lasarus menyebut belum ada tenaga kerja di Indonesia yang bisa mengoperasikan alat-alat canggih dalam pencarian kapal tenggelam.
“Kita harus pinjam tenaga dari luar. Ini baru terungkap tadi. Oleh karenanya kami di rapat tadi. Salah satu kesimpulan rapat adalah meminta kepada Basarnas untuk mengutamakan dulu kepada alat-alat yang sangat-sangat diperlukan,” ucap dia.

Komisi V pun meminta Basarnas untuk melakukan pengadaan alat-alat yang memadai.
“Indonesia ini luas. Kita ini kan negara dari pulau-pulau. Lautan kita 2 per 3 dari luas daratan. Berarti potensi bencana di laut ini sangat besar. Oleh karenanya alat-alat utama terkait dengan kecelakaan di laut harusnya bangsa sebesar ini sudah punya. Itu kita minta tugas kepada kepala Basarnas yang baru untuk terkait dengan pengadaan,” ucap dia.
“Soal harga, soal biaya, anggaran dan seterusnya sekarang kan sedang berproses nih. Pembahasan anggaran tentu kami upayakan ini bisa menjadi prioritas dari Basarnas untuk dianggarkan di tahun 2026 yang akan datang,” tambahnya.
KMP Tunu Pratama Jaya dengan rute Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Bali, tenggelam di Selat Bali. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (2/7) pukul 22.56 WIB sekitar 25 menit setelah lepas jangkar. Penyebab kapal tenggelam diduga karena kebocoran mesin.
Dari 65 orang yang berada di kapal itu, 9 orang dinyatakan tewas, sementara 29 lainnya masih hilang.