Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendapatkan tambahan anggaran untuk 2026 sebesar Rp 8,55 triliun.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, tambahan anggaran ini ditujukan agar Kementerian ESDM yang saat ini dipimpin oleh Bahlil Lahadalia bisa, mempercepat implementasi program.
“Untuk melanjutkan percepatan visi misi Kementerian ESDM mendapatkan tambahan anggaran Rp 8,55 triliun,” kata Yuliot dalam Raker dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (3/9).
Pagu anggaran awal Kementerian ESDM adalah Rp 8,12 triliun, sumbernya dari rupiah murni Rp 4,82 triliun, Badan Layanan Umum (BLU) Rp 610 miliar dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 2,69 triliun
Lebih lanjut, Yuliot menjelaskan, sebagian besar tambahan anggaran tersebut akan digunakan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), meliputi untuk pembangunan jaringan gas rumah tangga senilai Rp 4,8 triliun dengan target 1 juta sambungan rumah (SR) lalu serta Rp477 miliar untuk melanjutkan pembangunan jaringan gas rumah tangga bagi 115.264 SR.
Selain itu, terdapat tambahan Rp 882,50 miliar untuk pembangunan pipa transmisi gas Semarang-Solo-DIY sepanjang 148 kilometer, Rp 854,13 miliar untuk pipa transmisi gas Cirebon-Bandung sepanjang 132 kilometer.
Tambahan anggaran juga diberikan kepada Badan Geologi, meliputi Rp 502,22 miliar untuk eksplorasi migas, Rp 202,30 miliar untuk eksplorasi mineral, dan Rp 156,16 miliar untuk eksplorasi batu bara.
Lalu untuk pembangunan kapal Geomarin V senilai Rp 100,59 miliar, kapal pengeboran mineral Rp 40,99 miliar, renovasi gedung penyimpanan eksplorasi sumber daya alam (SDA) Rp 15 miliar, renovasi data storage dan laboratorium geologi kelautan Rp 29,90 miliar, dan Rp 85 miliar untuk studi kajian migas di 10 open area dan penyiapan penawaran wilayah kerja (WK) migas.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan mendapat tambahan Rp 344,58 miliar untuk program bantuan pasang baru listrik (BPBL). Lalu Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) memperoleh Rp 57,16 miliar untuk pemetaan potensi serta pengawasan energi terbarukan.
Selain itu lanjut Yuliot untuk meningkatkan rasio elektrifikasi melalui pembangunan listrik pedesaan, Kementerian ESDM mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp 5 triliun untuk infrastruktur listrik di 1.135 lokasi.
Anggaran itu nantinya akan digunakan untuk pembangunan jaringan transmisi desa, pembangunan jaringan distribusi, PLTS komunal dan PLTS individual.
“Total anggaran Kementerian ESDM tahun anggaran 2026, sebagaimana hasil rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI, adalah sebesar Rp 21,67 triliun,” tutup Yuliot.