PENASIHAT Khusus Presiden bidang Pertahanan Nasional Jenderal (Purnawirwan) Dudung Abdurachman mendengar ada kelompok perusuh yang menunggangi demonstrasi mahasiswa dan buruh selama sepekan terakhir untuk kepentingan mereka. Kelompok itu berasal dari luar atau dalam pemerintahan. Tapi mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu tak berkenan menyampaikan identitas kelompok perusuh tersebut.
"Yang lebih tahu adalah kepolisian. Kalau saya hanya dengar-dengar. Tapi kami tidak bisa pertanggungjawabkan," kata Dudung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Kamis, 4 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Dudung juga menanggapi dugaan keterlibatan anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) Tentara Nasional Indonesia dalam kerusuhan demonstrasi massa belakangan ini. Ia mengaku belum mengetahui orang yang ditangkap oleh polisi beberapa hari lalu merupakan anggota BAIS atau bukan. Namun, kata dia, tindakan seperti itu sudah sering terjadi dalam dunia intelijen.
"Tapi memang dunia intelijen seperti itu biasanya. Tetapi pasti ada tujuan-tujuan tertentu. Yang jelas pasti pihak TNI tidak mungkin akan ada tujuan-tujuan lain," kata Dudung.
Ia mengatakan TNI pasti memonitor situasi di lapangan. Tujuannya, agar TNI dapat menentukan langkah-langkah ke depannya. Sehingga, "Apabila diminta bantuan oleh kepolisian, mereka sudah tahu," kata dia.
Demonstrasi massa di Jakarta dan berbagai daerah lainnya di Tanah Air berlangsung sejak 25 Agustus 2025 sampai Kamis ini. Demonstran menolak kenaikan tunjangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan berbagai keputusan pemerintah yang tidak pro terhadap kepentingan rakyat.
Eskalasi unjuk rasa semakin besar dan meluas setelah insiden kendaraan taktis milik Korps Brigade Mobil Polri melindas pengemudi ojek online Affan Kurniawan hingga tewas di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis malam, 28 Agustus 2025. Sesuai dengan catatan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), sebanyak 10 orang tewas, termasuk Affan Kurniawan, dan 1.042 orang terluka selama demonstrasi berlangsung.
Di tengan demonstrasi massa, terjadi juga perusakan dan pembakaran markas kepolisian di Jakarta dan gedung DPRD di berbagai daerah. Kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani dan empat anggota DPR juga dirusak dan dijarah oleh massa.
Merespons kondisi itu, Presiden Prabowo Subianto menuding bahwa demonstrasi massa itu sudah mengarah ke tindakan makar. “Di Sulawesi Selatan, ada empat ASN, orang tidak bersalah dan tidak berpolitik menjadi korban. Gedung DPRD dibakar. Ini tindakan makar dan bukan penyampaian aspirasi,” kata Prabowo saat mengunjungi polisi yang dirawat akibat demonstrasi di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta, pada Senin, 1 September 2025.