Kecemasan Hingga Depresi, Kenali Tanda Awal Gangguan Mental pada Remaja

2 weeks ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sering kali, perilaku remaja yang bergejolak seperti mudah marah, menarik diri, atau sedih berlarut-larut dianggap sebagai bagian normal dari fase pubertas. Anggapan ini membuat banyak masalah serius terlewatkan pada diri remaja.

Padahal, menurut Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio(K), apa yang tampak di permukaan bisa jadi merupakan gejala gangguan mental yang lebih serius dan membutuhkan penanganan khusus. "Banyak masalah remaja ini sering disalahartikan sebagai sekadar masalah perlawanan sesaat akibat pubertas," ujar dr Piprim dalam seminar daring bertajuk “Kesehatan Mental pada Remaja” pada Selasa (19/8/2025).

Dia menekankan bahwa gangguan mental pada remaja adalah hal yang serius dan membutuhkan deteksi dini serta solusi yang komprehensif. Masalah-masalah seperti depresi, kecemasan, bahkan keinginan untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri, bukanlah hal yang sepele dan harus segera mendapat perhatian.

Dia menyampaikan, data menunjukkan bahwa prevalensi masalah kesehatan mental pada remaja di Indonesia cukup tinggi, mencapai 30-35 persen. Angka ini mencakup berbagai kondisi, dari kecemasan hingga perilaku agresif. Sayangnya, banyak kasus tidak terdeteksi karena dianggap sebagai fase kenakalan atau emosi labil biasa.

Anggota Satgas Remaja IDAI, dr Braghmandita Widya Indraswari, M.Sc, Sp.A,Subsp.T.K.P.S(K), mengatakan faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental remaja sangat kompleks.

Dia membaginya menjadi tiga aspek utama yakni biologis, psikologis, dan lingkungan. Aspek biologis mencakup genetika, status nutrisi, dan kondisi fisik, seperti penyakit hormon. "Remaja-remaja yang memiliki penyakit hormon ini lebih rentan untuk mengalami masalah terkait kesehatan mental," kata dia.

Secara psikologis, kemampuan mengelola emosi yang buruk sejak masa kanak-kanak juga menjadi faktor penentu. Namun, faktor lingkungan memegang peranan paling penting. Lingkungan yang tidak mendukung, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat, dapat menjadi pemicu utama.

Kondisi seperti kekerasan, penelantaran, atau perundungan (bullying), baik dari teman sebaya maupun orang dewasa, dapat sangat memengaruhi kesehatan mental remaja. Dia menggambarkan hal ini sebagai "lingkaran setan" yang harus segera diputus rantainya.

Oleh karena itu, peran keluarga dan sekolah menjadi krusial. Keluarga harus menjadi ruang yang aman di mana remaja dapat terbuka tanpa rasa takut atau malu. Sementara itu, sekolah harus menciptakan lingkungan yang inklusif dan bebas dari diskriminasi. Dia menyoroti banyak remaja menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, menjadikan guru sebagai garda terdepan dalam mendeteksi perubahan perilaku. Kolaborasi yang baik antara orang tua, guru, dan profesional kesehatan dinilai investasi penting. "Investasi kesehatan mental merupakan investasi masa depan," ujar dr Braghmandita.

Read Entire Article