Rencana Pemprov DKI Jakarta untuk memangkas trotoar di Jalan TB Simatupang untuk mengatasi kemacetan di jalan tersebut mendapat respons dari masyarakat.
Namun tidak semua trotoar di area itu akan dipangkas. Dinas Bina Marga akan mengambil sedikit trotoar di TB Simatupang, khususnya di area Cibis Park, agar lebar lajur jalan bisa dikembalikan menjadi dua lajur.
Lalu bagaimana respons warga dan para pejalan kaki?
Qei, seseorang pekerja di bidang marketing menilai rencana itu bukan solusi yang efektif.
“Nggak efektif ya, kalau memakan trotoar. Karena kan orang yang pakai kendaraan umum, transportasi umum itu kan pasti juga nggak cuma naik transportasi umum. Tapi butuh trotoar buat jalan kan ya,” kata Qei di Bus Stop Ratu Prabu, Minggu (24/8).
“Misalkan kantornya tuh jauh dari bus stop dan segala macam. Jadi untuk memangkas trotoar itu kurang efektif,” lanjutnya.
Menurut Qei, langkah yang lebih tepat justru memperkuat transportasi umum atau menambah kebijakan pembatasan kendaraan.
“Jadi lebih efektif memang seharusnya transportasi umumnya ditambah. Atau mungkin menerapkan ganjil genap juga di area yang ramai-ramai di TB Simatupang itu sih menurut aku,” katanya.
Reynita (28), seorang pegawai swasta, mengatakan trotoar bukan hanya jalur fisik, tapi ruang aman bagi pejalan kaki yang kini juga kerap terganggu oleh pedagang kaki lima.
“Menurut aku justru ya nggak efektif juga. Karena ya kan ini buat pejalan kaki. Masalahnya, trotoar aja tuh dipakai buat pedagang-pedagang gitu kan. Jadi ya harusnya bukan trotoarnya yang dipangkas,” ujarnya.
Sementara itu, Indra (27), juru masak yang bekerja di Cibis Park, merasakan langsung bagaimana padatnya arus kendaraan di jalan ini. Hampir setiap hari ia harus melewati jalan yang sama, dan baginya, keberadaan trotoar tetap dibutuhkan.
“Di TB Simatupang sini kan masih banyak pejalan kaki, terus buat nyebrang ke arah JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) gitu-gitu kan butuh trotoar buat pejalan kaki,” jelasnya.
Meski ia sendiri berangkat kerja dengan ojek online, Indra berpendapat perbaikan transportasi umum jauh lebih penting.
“Transportasi umum aja sih. Kalau ganjil genap juga kayaknya kurang efektif juga sih kayanya ya,” ucapnya.
Bagi Indra, kemacetan yang ia hadapi sehari-hari seolah tak kenal waktu.