KABAR tak sedap menimpa mantan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Karyoto. Sebuah akun di media sosial dengan nama pengguna @arek2_lunggah mengunggah video yang menampilkan foto Karyoto dengan keterangan “Kecewa tidak dijadikan Kabareskrim oleh Polri, Irjen Karyoto akan membuka bobrok di tubuh Polri”. Video yang diunggah pada 7 Agustus 2025 itu menuai puluhan komentar dari khalayak.
Karyoto membantah kabar itu. “Tidak ada penolakan jabatan. Saya sangat hormat kepada Pak Kapolri,” ujar Karyoto saat dimintai konfirmasi Tempo pada Jumat, 8 Agustus 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Karyoto, hubungan mereka berjalan dengan baik selama ini. “Pak Kapolri sangat sayang kepada saya. Saya juga respect kepada beliau. Saya dikasih jabatan itu (Kabaharkam), saya mengucapkan terima kasih,” kata Karyoto.
Karyoto menilai akun itu berniat mengadu domba dia dengan Kapolri. Menurutnya, akun yang sengaja dibuat untuk membuat berita-berita bohong dan tidak bertanggung jawab. “Jadi informasinya sangat hoaks. Tidak benar itu beritanya,” tuturnya.
Karena itu, dia akan memproses secara hukum pemilik akun tersebut. “Ya pasti (akan kami proses), sedang di-trace (telusuri),” ujar Karyoto melalui siaran pers seperti dikutip pada Sabtu, 9 Agustus 2025.
Berdasarkan surat telegram bernomor ST/1764/VIII/KEP./2025 tertanggal 5 Agustus 2025, Karyoto diangkat sebagai Kabaharkam Polri. Jabatannya sebagai Kapolda Metro Jaya diisi oleh Irjen Asep Edi Suheri yang sebelumnya menjabat Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.
Kontroversi Karyoto
Nama Karyoto sempat ramai dibicarakan saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut Formula E. Dia disebut-sebut tidak sependapat dengan Ketua KPK saat itu, Firli Bahuri, dalam pengusutan kasus itu.
Dilansir dari Koran Tempo edisi 5 April 2023, Karyoto bersama Endar Priantoro sepakat untuk tidak menaikkan kasus Formula E karena perkara tersebut dianggap belum cukup bukti. Sementara itu, Firli bersama tiga pemimpin KPK lainnya mendesak agar perkara pengusutan Formula E dinaikkan ke tahap penyidikan.
Perpecahan internal ini diduga menjadi alasan Firli Bahuri mengirimkan surat rekomendasi promosi untuk Karyoto dan Endar kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada 11 November 2022. Menjawab surat tersebut, Listyo menyetujui untuk menarik Karyoto dan mempromosikannya menjadi Kapolda Metro Jaya.
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan usulan tersebut agar para pegawai KPK dapat mengembangkan karier mereka. “KPK membenarkan adanya surat usulan promosi bagi Deputi Penindakan Karyoto,” kata Ali melalui keterangan tertulis pada Jumat, 10 Februari 2023, seperti dikutip dari Tempo.
Pengusutan Firli Bahuri
Saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, Karyoto menangani dugaan suap Firli. Berkas kasus tersebut mandek usai dua kali dikembalikan oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta pada Desember 2023 dan Februari 2024. Hingga saat ini, kasus tersebut belum diketahui kelanjutannya.
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Balai Polda Metro Jaya, Kamis, 8 Mei 2025, Karyoto memastikan akan mengurus secara langsung berkas perkara tersebut agar segera dapat dinyatakan selesai oleh jaksa dan dibawa ke pengadilan. “Nanti urusan saya itu,” ujar Karyoto.
Sebelumnya, Karyoto berjanji akan menyelesaikan kasus Firli dalam waktu 1-2 bulan di awal 2025. “Mudah-mudahan ya kami berusaha secepatnya 1-2 bulan lagi selesai," kata Karyoto dalam forum rilis akhir tahun Kinerja Polda Metro Jaya di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan pada 31 Desember 2024. Namun, berita ini diturunkan, kasus Firli masih belum disidangkan.
Besan Dedi Mulyadi
Nama Karyoto kembali muncul dalam pesta pernikahan putrinya. Acara pernikahan putrinya dengan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menelan korban jiwa. Dua warga dan seorang personel Kepolisian tewas dalam acara yang digelar di Pendopo Kabupaten Garut pada Jumat, 18 Juli 2025. Selain menelan korban jiwa, kericuhan dalam pesta rakyat itu menyebabkan 26 orang dilarikan ke rumah sakit.
Karyoto memilih bungkam ketika ditanya secara langsung soal insiden tersebut. Perwira tinggi kepolisian itu justru meninggikan nada bicaranya ketika menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Tempo. “Kamu tahu aturan enggak?" kata Karyoto.
Beberapa ajudannya mencegat ketika Tempo ingin meminta konfirmasi lebih lanjut. Karyoto kemudian melaju pergi dengan menggunakan golf car.
Raden Putri Alpadillah Ginanjar dan Titik Nurmalasari berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Apa Urgensi Penambahan Kodam Baru TNI AD