
PETANI Sukoharjo, Jawa Tengah, panen raya dengan penuh sukacita pada awal September ini. Selain luasan panen per hektare meningkat, ada yang mencapai 9,1 ton/hektar, harga gabah kering panen (GKP) yang diraihpun sesuai harapan, yakni pada kisaran Rp7000 hingga Rp7400/kilogram (kg).
"Periode September ini, benar benar panen raya yang menguntungkan untuk petani Sukoharjo. Sebab selain panen per hektare meningkat, penjualan pun di kisaran Rp7.000 - Rp7.400, atau di atas harga pembelian pemerintah ( HPP) yang dipatok Rp6.500," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno kepada Media Indonesia, Minggu (7/9).
Pernyataan Bagas itu juga diamini Koordinator Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Irigasi Dam Colo Timur, Sarjanto Jigong. Dia mengatakan petani menikmati harga gabah kering panen (GKP) yang terus bergerak naik di kisaran Rp7.300 - Rp7.500.
"Itu pun kata teman-teman petani Dam Colo Timur, harga masih kemungkinan bergerak naik. Tentu ini membuat petani tidak sia-sia selama merawat padi, yang ternyata tidak begitu signifikan diganggu hama," imbuh Jigong.
Situasi panen bagus ini, membuat Kabupaten Sukoharjo yang dikenal sebagai Kota Makmur makin diperhitungkan sebagai daerah penyangga utama beras atau lumbung pangan di Jawa Tengah.
Menurut Bagas, capaian produksi dan surplus beras semakin menguatkan ketahanan pangan daerah yang memiliki luas terkecil kedua di Jateng setelah Kudus.
Data yang diperoleh Media Indonesia menyebutkan, realisasi tanam padi periode Oktober 2024 hingga Agustus 2025 mencapai 50.527 hektare dengan produksi padi Januari - Agustus 2025 mencaoai 214.823 ton.
Seperti di Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, pada panen raya yang berlangsung September ini, rerata mampu menghasilkan 91,65 kuintal atau 9,1 ton per hektare. "Kontribusi yang bagus untuk lahan sawah teknis," ujar Bagas.
Keberhasilan tata kelola sektor pertanian di Sukoharjo ini juga berkat pengalokasian APBD sebesar Rp26,6 miliar, yang mampu memaksimalkan pengadaan sarana budi daya, infrastruktur pertanian, hingga pemberdayaan petani.
Lebih dari itu, bantuan rehabilitasi jaringan irigasi yang digelontorkan melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) senilai Rp31,45 miliar, dengan menyasar 54 titik di 38 desa yang tersebar sembilan kecamatan, sangat mengoptimalkan perawatan padi di lahan sawah teknis.
Sepanjang 2025 ini, Pemkab Sukoharjo bersama Kodim 0726/Sukoharjo dan Bulog Surakarta terus melaksanakan program serap gabah (sergab). Dari target 8.170 ton gabah dan 4.657 ton beras, realisasi hingga 31 Juli lalu, melampoi target
Rinciannya, serap GKP mencapai 14.668 ton atau mencapai 179 % , dan 10.144 ton setara beras atau 112,5 %. Realisasi penyerapan sebanyak itu merupakan yang tertinggi se-Indonesia. (E-2)