Aksi demo berlangsung sejak Senin (25/8) diwarnai aksi rusuh hingga berujung penjarahan beberapa rumah anggota DPR dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Aksi rusuh dan penjarahan disebut-sebut dilakukan oleh massa lain yang tidak tergabung dengan massa demonstrasi. Massa perusuh disebut sengaja datang untuk membuat kerusuhan.
Tersebarnya banyak konten hoaks di berbagai platform media sosial juga ditengarai menjadi pembenaran bagi massa perusuh untuk menjalankan aksinya. Untuk itu, kumparan mencoba menyoroti berbagai konten hoaks yang difabrikasi pihak tidak bertanggung jawab dalam memperkeruh suasana. Konten-konten hoaks tersebut beredar sejak 25 hingga 30 Agustus 2025.
Hal ini kami lakukan agar masyarakat Indonesia ke depannya dapat lebih bijak dalam menyikapi informasi, tetap tenang, dan selektif dalam menerima setiap konten sehingga kita bisa bersama-sama #JagaIndonesiaLewatFakta.
Video anggota DPR berjoget di sela Sidang Tahunan MPR pada Jumat (15/8) lalu sempat memicu kemarahan masyarakat. Keceriaan para legislator dianggap tidak peka terhadap penderitaan rakyat yang katanya mereka wakili.
Situasi semakin memanas ketika isu tunjangan DPR naik mencuat. Pernyataan Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir tentang kenaikan tunjangan bensin, beras, dan perumahan pada Selasa (19/8) lalu yang turut memicu tanggapan keras dari publik. Banyak yang menilai tunjangan terlalu besar dan tidak sebanding dengan transparansi kinerja para anggota dewan.
Sejumlah legislator justru merespons sinis kritik publik. Nafa Urbach, misalnya, menyinggung macetnya perjalanan dari Bintaro ke Senayan pada Rabu (20/8) dan menganggap kenaikan tunjangan anggota DPR adalah hal yang ‘normal’. Ia mengupload video singkatnya itu di akun instagram pribadi, kini akun IG dari Nafa Urbach sedang dihapus sementara olehnya.
Kemudian, penyataan kontroversial Ahmad Sahroni saat diwawancarai pada Jumat (22/8) yang menyebut masyarakat ‘tolol’, semakin memperparah kemarahan publik. Ia menilai masyarakat yang menyerukan bubarkan DPR adalah masyarakat ‘tolol’. Video tersebut dengan cepat menyebar di media sosial.
Selang beberapa hari kemudian, aplikasi TikTok dipenuhi dengan video-video yang memperlihatkan Eko Patrio hingga Uya Kuya berjoget. Video tersebut di-framing, seakan-akan mereka terlihat bahagia dan menyambut baik kebijakan tunjangan DPR yang naik.
Padahal, tidak semua video yang beredar benar. Beberapa video Eko dan Uya joget sejatinya adalah video lama tanpa teks. Video yang diupload di akun TikTok @anggara.putra24_, misalnya, menunjukkan Uya Kuya joget menyambut dengan gembira tunjangan DPR.
Setelah ditelusuri, video asli Uya Kuya joget diupload oleh akun pribadi TikTok miliknya @king.uyakuya pada Minggu, 8 Oktober 2023 lalu.
Tulisan soal gaji kemudian ditambahkan sebagai konteks dan akun-akun TikTok mengupload kembali video joget yang sudah lama terjadi. Begitu pula video Uya bersama istrinya dengan lirik “gue bodo amat” yang dituding berkaitan dengan isu tunjangan DPR...