
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) mengundang 100 pedagang angkringan dan jamu ke Pabrik Sido Muncul, Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (3/6). Acara yang mengusung tema "Jamu Masa Depan" ini digelar dalam rangka memperingati Hari Jamu Nasional yang jatuh pada 27 Mei lalu.
Para pedagang jamu yang datang dari Semarang dan Yogyakarta diajak berkeliling pabrik Sido Muncul untuk melihat proses produksi produk-produk Sido Muncul yang telah menggunakan teknologi modern.
Acara dilanjutkan dengan sesi minum jamu bersama Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat; Kepala Balai Besar POM Semarang, Lintang Purba Jaya S.Farm, Apt., M.Si; dan Direktur Eksekutif GP Jamu Jawa Tengah, Stefanus Handoyo Saputro; bersama ratusan pedagang jamu dan angkringan.
"Hari ini kita merayakan hari jamu nasional. Kami mengundang pedagang jamu, angkringan untuk ikut merayakan ini karena mereka melestarikan budaya minum jamu. Peringatan Hari Jamu Nasional menandakan bahwa budaya minum jamu telah menjadi gaya hidup sehat karena masyarakat tahu akan khasiat dan manfaatnya bagi kesehatan," ujar Irwan Hidayat.

Irwan juga berterima kasih kepada Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, yang telah menetapkan Hari Jamu Nasional saat Ia memimpin Indonesia. Tak lupa Irwan mengucapkan hal yang sama atas kehadiran dan keuletan para pedagang jamu yang terus mempopulerkan dan melestarikan budaya minum jamu.
"Yang Anda lakukan ini minum jamu di angkringan, membuat jamu sederhana ini menjadi kekayaan kebudayaan kita. Kami melakukan tugas kami sebagai perusahaan mengembangkan jamu dengan berbasis ilmiah dan ibu-ibu ini yang mengembangkannya menjadi local wisdom, kebudayaan," ucap Irwan.
Irwan berharap, melalui produk-produknya, Sido Muncul dapat mengajak generasi muda untuk ikut melestarikan tradisi minum jamu dan mengangkat kembali eksistensi jamu di Indonesia. Apalagi UNESCO resmi memasukkan Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada akhir tahun 2023.
"Kami akan terus mengembangkan tradisi minum jamu generasi muda ke supaya jamu ini tidak hilang karena warisan yang sangat besar. Kami juga mengajak para pedagang angkringan dan penjual jamu untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memperkenalkan jamu kepada masyarakat termasuk para generasi muda," imbuh Irwan.
Sido Muncul sendiri telah memiliki varian produk Sido Muncul Natural yang dikemas secara modern dalam bentuk soft capsule, yang sebelumnya diproduksi dalam bentuk serbuk dan cair, seperti produk Tolak Angin yang awalnya dalam bentuk serbuk, lalu dikemas dalam bentuk sachet (cair) kemudian dikembangkan kembali dalam bentuk soft capsule. Ada juga varian jamu siap minum (ready to drink) yang dikemas dalam botol seperti jamu lifestyle.
Komitmen Sido Muncul Dorong Generasi Muda Melestarikan Minum Jamu

Kepala Balai Besar POM Semarang Lintang Purba Jaya S.Farm, Apt., M.Si pun menyambut baik kemeriahan peringatan hari jamu nasional ini. Ia mengungkapkan, pemerintah akan terus berkomitmen untuk ikut melestarikan budaya minum jamu.
"Kami dari pemerintah, khususnya dari Badan POM, mengapresiasi dengan adanya kebudayaan minum jamu ini. Kita sangat mendukung supaya jamu terus lestari dan keamanan mutunya terus terjamin," ujar Lintang.
Senada dengan Lintang, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Jawa Tengah Stefanus Handoyo menambahkan, peringatan Hari Jamu Nasional penting untuk terus digelar demi melestarikan budaya minum jamu di Indonesia terutama untuk generasi muda.
"Hari jamu yang ke-17 sudah kita rayakan, ini momentum yang penting karena jamu sebagai warisan dunia, warisan Indonesia. Jamu juga sudah banyak bertransformasi baik secara penyajian dan pengelolaannya, kalau dulu digendong sekarang sudah naik motor dan penyajiannya yang lebih modern," imbuh Stefanus.
Pihaknya sendiri juga melakukan berbagai cara untuk mempopulerkan budaya minum jamu kepada generasi muda lewat sejumlah program seperti Jamu Goes to Campus dan Goes to School. Selain itu, saat ini film tentang jamu juga sedang dibuat.
"Kami sedang memprogramkan film jelajah jamu nusantara, jadi seperti jelajah kopi nusantara sekarang filmnya sedang dibuat. Dalam rangka peringatan jamu ini, GP jamu mengucapkan selamat dan ayo minum jamu," tegas Stefanus.

Program ini turut disambut antusias oleh para penjual jamu yang datang, salah satunya penjual jamu asal Semarang, Karsiyem. Karsiyem sendiri sudah berjualan jamu selama 17 tahun.
"Saya dulu keliling jalan kaki digendong, tapi sekarang naik motor. Ada banyak jamu yang saya jual seperti pegal linu, beras kencur, kunir asam, kuku bima," sebut Karsiyem.
Penghasilannya sebagai tukang jamu selama belasan tahun bahkan sanggup menyekolahkan dua orang anaknya. Ia juga senang bisa ikut merayakan hari jamu di pabrik Sido Muncul hari ini.
"Alhamdulillah senang, lumayan, kalau dagang paling sepi itu dapat Rp 100.000 sehari. Alhamdulillah anak-anak sudah mentas (lulus) sudah mandiri semua," kata Karsiyem.