Seorang tentara Israel bergerak di atas kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) di daerah dekat perbatasan Israel-Gaza, terlihat dari Israel selatan, Selasa, 26 Agustus 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Ketika tentara Israel bersiap-siap untuk melancarkan operasi militer besar-besaran di Kota Gaza, sebuah krisis diam-diam semakin berkembang di jajaran pasukan daratnya.
Sebuah artikel di surat kabar Israel, Haaretz, dikutip dari Aljazeera, Kamis (28/8/2025), mengungkapkan pasukan darat di Gaza mengeluhkan kekurangan peralatan parah dan seringnya terjadi kerusakan peralatan tempur yang mengancam nyawa mereka karena keterbatasan anggaran, bahkan ketika miliaran dolar dihabiskan di daerah lain.
Dalam artikelnya, jurnalis Hagai Amit menjelaskan salah satu taktik paling menonjol yang digunakan oleh pasukan darat Israel dalam perang Gaza adalah apa yang disebut kendaraan lapis baja bunuh diri.
Kendaraan ini dipasang unit teknik tempur untuk dikendalikan dari jarak jauh, kemudian diisi dengan bahan peledak dan didorong ke arah target tertentu, digerakkan oleh kendali jarak jauh.
Kendaraan lapis baja bunuh diri itu adalah pengangkut personel lapis baja M113 yang sarat dengan bahan peledak yang digunakan oleh tentara Israel untuk menghancurkan bangunan-bangunan di Gaza.
Amit mengatakan, tujuannya adalah untuk meledakkan IED di dalam bangunan untuk membuka jalan bagi tentara meminimalkan risiko.
BACA JUGA: Smotrich Siap Bangun Bait Suci, Terompet Sangkakala Mulai Ditiup di Masjid Al-Aqsa, Ya Rabb...
Tetapi dia menekankan keberhasilan metode ini tidak selalu terjamin. Sebelum gencatan senjata baru-baru ini, sebuah unit Israel mengalami kerusakan kritis ketika kendaraan lapis baja bunuh diri itu bergegas menuju sebuah bangunan dan detonatornya tidak berfungsi.
Menurut para prajurit di lokasi, komandan unit meminta bantuan dari pesawat nirawak untuk meledakkan kendaraan lapis baja itu dari jarak jauh, tetapi menerima jawaban yang membuat frustrasi bahwa tidak ada anggaran untuk itu.