
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah melaporkan ada penambahan korban dan dampak kerusakan pasca gempa bumi magnitudo 6.0 melanda Kabupaten Poso, Minggu (17/8).
Dalam laporan BPBD yang diterima Media Indonesia hingga pukul 21.00 WITA, di Desa Masani tercatat 433 jiwa dari 184 kepala keluarga terdampak langsung. “Satu gereja rusak, sementara data jumlah rumah masih dalam pendataan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sulteng, Akris Fattah Yunus di Palu.
Sedangkan di Desa Towu terra-at empat rumah rusak berat dan satu rusak ringan. Kerusakan juga terjadi di Desa Tangkura dengan lima rumah rusak berat, sembilan rusak ringan, dua gereja rusak ringan, dan satu sekolah dasar rusak berat.
Selain itu, Desa Patiwunga dilaporkan dua rumah rusak berat, Desa Tokorondo dua rumah rusak ringan, Desa Lape delapan rumah rusak ringan, sementara Desa Pinedapa masih dalam proses pendataan.
“Di Kecamatan Poso Pesisir Utara, satu rumah rusak ringan tercatat di Desa Kilo, dan empat rumah rusak ringan di Desa Maranda,” ungkap Akris.
Korban dan Pengungsian
Data sementara mencatat sembilan korban luka berat, di antaranya dua dalam kondisi kritis yang masih dirawat di RSUD Poso.
Sebanyak tujuh korban luka ringan menjalani perawatan di RSUD Poso, tujuh lainnya ditangani di Puskesmas Tokorondo, sepuluh orang di lokasi oleh Dinas Kesehatan Poso, dan delapan orang di Puskesmas Tangkura.
“Sebanyak 62 pasien RSUD Poso turut dievakuasi ke tenda darurat BPBD di halaman rumah sakit demi alasan keselamatan,” tandas Akris.
BMKG mencatat hingga pukul 20.00 WITA, sudah terjadi 42 kali gempa susulan. Warga masih berjaga-jaga karena guncangan susulan dirasakan berulang kali.
BPBD Poso menyebut kebutuhan mendesak saat ini meliputi tenda, terpal, selimut, alas tidur, lampu taktis, makanan siap saji, perlengkapan bayi, obat-obatan, hingga kendaraan operasional pendukung.
BPBD Sulteng bersama aparat desa dan pihak terkait masih melakukan asesmen dan penanganan di lokasi terdampak. (H-1)