
Ketua DPRD Jatim 2019-2024, Kusnadi, sempat menghilang selama sepekan sejak Rabu (4/6) dari rumahnya di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Sebelum menghilang, ia dijemput oleh seseorang.
Anak Kusnadi kemudian membuat laporan ‘orang hilang’ ke polisi pada Minggu (8/6). Akhirnya, dia ditemukan di Madura dalam kondisi linglung.
Rupanya, Kusnadi pernah diperiksa oleh KPK terkait dugaan korupsi dana hibah untuk kelompok masyarakat. Pemeriksan dilakukan di Kantor BPKP Jatim pada Rabu (25/1/2023).
Saat itu, Kusnadi diperiksa selama 6 jam. Ia tak menjelaskan apa pun terkait pemeriksaannya tersebut saat ditemui usai pemeriksaan.
Setelah itu, KPK terus mengembangkan kasus dugaan korupsi dana hibah itu. Kusnadi pun kerap diperiksa.
Terakhir, pemeriksaan terhadap Kusnadi dilakukan pada 14 Mei 2025 di kantor BPKP Perwakilan Provinsi Jatim di Sidoarjo. Belum diketahui apa yang digali penyidik KPK dalam pemeriksaan itu.
Kasus Dana Hibah Jatim
Kasus dana hibah ini merupakan pengembangan dari perkara mantan Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simandjuntak. Sahat diduga menerima suap terkait dana hibah untuk kelompok masyarakat. Dana hibah ini dinamai hibah pokok pikiran (pokir).
Dana hibah tersebut bersumber dari APBD Pemprov Jatim. Dalam tahun anggaran 2020 dan 2021, APBD Pemprov Jatim merealisasikan dana belanja hibah dengan jumlah seluruhnya sekitar Rp 7,8 triliun kepada badan, lembaga, organisasi masyarakat di Jatim.
Praktik suap diduga sudah terjadi untuk dana hibah tahun anggaran 2020 dan 2021. Sahat yang merupakan politikus Golkar dan seorang pihak lain bernama Abdul Hamid diduga bersepakat untuk melakukan hal serupa untuk tahun anggaran 2022 dan 2023.
Sahat sudah menjalani proses sidang dan divonis 9 tahun penjara. Pengembangan kasusnya saat ini tengah diusut.
Dalam pengembangan itu lah, sejumlah saksi diperiksa. Salah satunya Kusnadi ini.
Dari pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, KPK akhirnya menetapkan 21 orang sebagai tersangka, tapi identitasnya belum dibeberkan. Begitu juga konstruksi kasusnya.
Berdasarkan perannya, empat tersangka merupakan penerima suap. Tiga orang di antaranya merupakan penyelenggara negara. Sementara, satu lainnya adalah staf dari penyelenggara negara.

Sementara, 17 tersangka sisanya berperan sebagai pemberi. 15 orang berasal dari pihak swasta dan dua orang lainnya merupakan penyelenggara negara.
KPK juga sudah melakukan pencegahan terhadap 21 orang. Belum diketahui apakah 21 yang dicegah itu adalah para tersangka yang ditetapkan atau bukan. KPK belum membeberkannya. Namun, untuk mereka yang dicegah ini, KPK sudah menyebut inisialnya.
Berikut daftarnya:
1. KUS, Penyelenggara Negara atau Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur;
2. AI, Penyelenggara Negara atau Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur;
3. AS, Penyelenggara Negara atau Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur;
4. BW, Swasta;
5. JPP, Swasta;
6. HAS, Swasta;
7. SUK, Swasta;
8. AR, Swasta;
9. WK, Swasta;
10. AJ, Swasta;
11. MAS, Swasta;
12. FA, Penyelenggara Negara atau Anggota DPRD Kabupaten Sampang;
13. AA, Swasta;
14. AH, Swasta;
15. MAH, Penyelenggara Negara atau Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur;
16. AYM, Swasta;
17. RYS, Swasta;
18. MF, Swasta;
19. AM, Swasta;
20. JJ, Penyelenggara Negara atau Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo;
21. MM, Swasta.
"Larangan bepergian ke luar negeri berlaku selama 6 bulan ke depan," ujar mantan juru bicara KPK Tessa Mahardhika Selasa (30/7/2024). Tessa saat ini menjabat sebagai plt Direktur Penyelidikan KPK.

Hilangnya Kusnadi
Kapolsek Bolongbendo, Sidoarjo, AKP Sugeng Sulistiyono, menjelaskan dalam laporan yang diterimanya Kusnadi terakhir kali terlihat mengenakan pakaian celana jeans panjang warna biru dan kemeja kotak-kotak warna biru.
Dia terakhir kali terlihat di peternakan ayam di Dusun Wonokayun RT 09, RW 05, Desa Wonokarang, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo, pada hari Rabu (4/6/2025), sekitar pukul 11.00 WIB. Kusnadi ketika itu pergi bersama dengan tiga orang temannya yang tidak diketahui identitasnya menggunakan mobil.
"Dari hasil pengecekan nomor handphone Kusnadi, yang dilakukan oleh petugas Polsek Balongbendo, nomor handphone tersebut terakhir kali aktif pada tanggal 8 Juni 2025 sekitar pukul 00.58 WIB dan sinyal terakhirnya berada di Pamekasan," kata Sugeng.
Dia disebut pergi dengan salah satu orang tersebut. Kusnadi disebut akrab, bahkan sehari sebelum hilang pria tersebut menginap di rumahnya.
Sesaat sebelum pergi, pegawai Kusnadi sempat menanyakan apakah akan pulang malam atau menginap. Selain itu, pegawai Kusnadi melaporkan bahwa pakan ayam habis.
Kusnadi menjawab bahwa dirinya akan pulang. Itulah terakhir kali Kusnadi terlihat sebelum akhirnya ditemukan di wilayah Madura.