REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Wijaya Karya (WIKA) bersama tujuh badan usaha milik negara (BUMN) lainnya menggelar kegiatan konservasi terumbu karang di pesisir Bangsring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Kamis (7/8/2025). Aksi ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang didukung Lembaga Manajemen Infaq (LMI) sebagai mitra pelaksana.
Sebanyak 2.500 bibit terumbu karang jenis Acropora Tenuis dan Montipora ditanam di area seluas 200 meter persegi. Penanaman ini bertujuan memulihkan keanekaragaman hayati laut sekaligus berkontribusi mengatasi krisis iklim melalui peningkatan daya serap karbon di wilayah pesisir.
Kegiatan tersebut dihadiri perwakilan TJSL dari delapan BUMN, jajaran Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Hadir pula Muspika Kecamatan Wongsorejo, Direksi dan pimpinan LMI Jawa Timur, serta dua elemen masyarakat pesisir: Kelompok Tani Laut Pesona Bahari dan Abadi Laut.
Kedua kelompok masyarakat itu terlibat langsung dalam proses konservasi terumbu karang. Partisipasi mereka menjadi wujud kolaborasi antara BUMN dan warga lokal dalam menjaga ekosistem laut.
Sekretaris Perusahaan WIKA, Ngatemin, menyampaikan kegiatan ini sejalan dengan komitmen perusahaan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-14 tentang ekosistem laut.
“Melestarikan laut berarti menjaga kehidupan masa depan. Kami percaya bahwa dengan kolaborasi antarBUMN dan pelibatan masyarakat, dampak positif dari program ini akan terus meluas," ujar Ngatemin, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, Jumat (8/8/2025).
Selain manfaat lingkungan, program ini memberikan dampak sosial dan ekonomi. Sebanyak 300 warga yang tergabung dalam kelompok perikanan tangkap, budidaya, UMKM, serta Pokmaswas dilibatkan dalam pelaksanaan dan perawatan terumbu karang. Keterlibatan masyarakat diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan pesisir secara berkelanjutan.
“Kehadiran program ini membuka peluang usaha dan menumbuhkan nilai ekonomi lokal dengan potensi manfaat finansial mencapai Rp 150 juta sampai 200 juta,” ucap Ngatemin.
Bangsring kini dikenal sebagai kawasan konservasi laut yang menarik minat wisatawan. Jumlah kunjungan mencapai 3.000 orang per bulan, dengan daya tarik wisata bahari sekaligus edukasi konservasi.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan seremoni pelepasan bibit terumbu karang ke laut oleh seluruh peserta. Masyarakat setempat mendampingi prosesi tersebut sebagai simbol awal gerakan menjaga kelestarian laut dan memberdayakan pesisir.
Langkah ini diharapkan memperkuat upaya pembangunan berkelanjutan di Banyuwangi. Dengan kolaborasi yang solid, keberlangsungan ekosistem laut dan kesejahteraan warga dapat terjaga.