BADAN Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menghadapi dualisme kepengurusan. Informasi ini diungkapkan oleh akun Instagram resmi @bemui_official pada Senin, 11 Agustus 2025. Akun itu menyebut dualisme terjadi karena adanya intervensi rektorat dalam proses pemilihan raya mahasiswa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut penjelasan dalam akun tersebut, dualisme ini bermula dari sengketa Pemilihan Raya (Pemira) UI 2024 yang sedang disidangkan oleh Mahkamah Mahasiswa UI (MM UI). Namun, di tengah proses, Rektorat dan Direktorat Kemahasiswaan dan Beasiswa UI (Dirmawa UI) melakukan intervensi dengan menerbitkan Nota Dinas.
Pada 7 Maret 2025, satu hari sebelum putusan MM UI keluar, Direktorat Kemahasiswaan UI dianggap secara sepihak mengangkat pasangan Agus Setiawan dan Bintang Maranatha Utama sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM UI 2025. Kepengurusan yang diangkat Rektorat ini kemudian dikenal sebagai BEM "Ungu". Tindakan ini dinilai inkonstitusional dan pengabaian terhadap UUD IKM UI.
Akun @bemui_official juga menyebutkan kehadiran BEM "Ungu" melanggar Ketetapan Kongres Mahasiswa Nomor 029/TAP/KMUI/III/2025, yang menyatakan pengangkatan pengurus BEM tidak didasarkan pada Nota Dinas. Kongres Mahasiswa UI (KM UI), sebagai forum tertinggi, telah berupaya menyelesaikan sengketa, namun Rektorat tidak mengakui legitimasinya.
Akibat dualisme ini, dalam postingan tersebut BEM UI menyatakan kekhawatiran akan terjadinya fragmentasi gerakan mahasiswa dan menurunnya efektivitas BEM dalam menjalankan fungsi advokasi dan pelayanan bagi mahasiswa. Pihak Rektorat disebut tetap memprioritaskan BEM "Ungu" untuk diperkenalkan kepada mahasiswa baru, meskipun kepengurusan tersebut dianggap tidak merepresentasikan Ikatan Keluarga Mahasaiswa Universitas Indonesia (IKM UI).
Sementara itu, seorang mahasiswa UI jurusan manajemen fakultas ekonomi dan bisnis Syaroffa memberikan pandangan mengenai dampak dualisme kepemimpinan di BEM UI. Menurut Syaroffa, adanya dualisme ini berpengaruh pada penyelenggaraan acara di kampus. Ia mencontohkan program "Bedah Kampus" yang seharusnya sudah dilaksanakan beberapa bulan lalu namun baru terlaksana belakangan ini. Syaroffa juga menyoroti perpecahan di kalangan BEM Fakultas.
"BEM fakultas hanya mempromosikan acara yang di bawah naungan BEM kuning," kata Syaroffa pada Selasa, 12 Agustus 2025. Ia melanjutkan, Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia (OKK UI) yang seharusnya di bawah naungan BEM UI tidak terlaksana pada tahun ini dikarenakan konflik tersebut.
Sampai berita ini ditulis, Tempo masih belum mendapatkan respons dari kampus maupun BEM ‘Ungu’ UI di bawah naungan Direktorat Kemahasiswaan UI.