Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tengah membentuk Tim Investigasi Independen untuk mengusut peristiwa kematian Affan Kurniawan, dan korban demontrasi lainnya yang tewas akibat unjuk rasa selama dua pekan terakhir.
Hal tersebut disampaikan oleh anggota Badan Aspirasi Masyarakat DPR RI Rieke Diah Pitaloka ketika menemui jejaring masyarakat sipil dan influencer yang menuntut pemenuhan tuntutan rakyat 17+8 di depan gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 4 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
"Tim Investigasi sedang dibentuk, sedang berjalan," ujar dia menjawab salah satu pertanyaan awak media mengenai poin tuntutan mana yang sudah dilakukan.
Pembentukan tim independen tersebut juga dibenarkan oleh anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade. Namun, politikus Partai Gerindra itu belum mau mengungkapkan lebih jauh soal progres yang telah dirapatkan legislator.
Begitu pun soal elemen masyarakat sipil mana saja yang akan dilibatkan dalam mengusut peristiwa kematian yang diduga melibatkan aparat itu. "Nanti biar pimpinan yang mengumumkan," kata dia dalam kesempatan yang sama.
Andre menjanjikan lembaganya akan memproses semua aspirasi yang tercantum dalam tuntutan Rakyat 17+8. Termasuk mengusut tuntas penyebab di balik kerusuhan berbagai aksi massa. "Insya Allah kita akan membuat transformasi ke depan menjadi yang lebih baik," kata dia.
Tuntutan 17+8 merupakan rangkuman atas berbagai desakan yang beredar di media sosial sejak gelombang demonstrasi memanas pada Kamis, 28 Agustus 2025. Pemerintah diberi batas waktu hingga 5 September 2025 untuk memenuhi 17 poin tuntutan jangka pendek. dan waktu satu tahun untuk 8 poin tuntutan lainnya.
Satu di antara tuntutan yang harus diselesaikan besok ialah membentuk tim investigasi independen untuk kasus Affan Kurniawan, juga semua korban kekerasan aparat selama demonstrasi 28-30 Agustus.
Adapun Affan Kurniawan tewas setelah dilindas kendaraan taktis milik Brigade Mobil dalam demonstrasi di sekitar Tanah Abang, Jakarta Pusat atau tidak jauh dari gedung DPR, pada Kamis malam, 28 Agustus 2025.
Insiden itu menyulut kemarahan publik dan menyebabkan gelombang unjuk rasa meluas ke beberapa wilayah. Demontrasi pun pecah selama tiga hari berturut-turut. Hingga saat ini, sedikitnya ada 10 orang yang dinyatakan tewas akibat unjuk protes yang berakhir ricuh tersebut.