REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sambut Hari Ulang Tahun Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Dompet Dhuafa menggelar Sarasehan Tokoh Bangsa bertema "Merajut Kebersamaan, Mewujudkan Merdeka dari Kemiskinan" pada Rabu (13/8/2025) di Sasana Budaya Rumah Kita Dompet Dhuafa, Jakarta Selatan.
Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini mengatakan, Indonesia meski menjadi negara paling dermawan di dunia versi Charities Aid Foundation (CAF), masih menghadapi tantangan kemiskinan.
Berdasarkan data BPS pada Maret 2025, tercatat 23,85 juta jiwa hidup dalam kemiskinan, termasuk 2,38 juta jiwa dalam kategori kemiskinan ekstrem.
"Kita ingin mempertegas bahwa kemerdekaan sejati adalah saat seluruh rakyat terbebas dari belenggu kemiskinan," kata Juwaini di acara Sarasehan Tokoh Bangsa, Rabu (13/8)
Dia menyampaikan, melalui Sarasehan Tokoh Bangsa, Dompet Dhuafa berharap lahir komitmen bersama untuk mempercepat pengentasan kemiskinan secara sistemik dan berkelanjutan dan juga peran filantropi.
Sebagai lembaga filantropi Islam yang telah berdiri lebih dari Catur Windu (32 tahun), Dompet Dhuafa memandang pentingnya sinergi lintas sektor.
Dompet Dhuafa mengungkapkan data tahun 2024 menunjukkan, penghimpunan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya (ZIS-DSKL) mencapai Rp 40,509 triliun secara nasional, dengan pertumbuhan 25,3 persen dibanding tahun sebelumnya.
Juwaini menegaskan bahwa spirit nasionalisme dan kedermawanan adalah modal sosial yang besar.
"Kami mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan filantropi bukan hanya aksi sosial, tapi juga gerakan perubahan yang mengangkat martabat bangsa," ujarnya.
Dompet Dhuafa menyampaikan bahwa acara ini bukan sekadar forum dialog, tetapi momentum untuk menyatukan langkah para tokoh bangsa, akademisi, pelaku usaha, lembaga filantropi, dan masyarakat sipil.
BACA JUGA: Berapa Banyak Emas yang akan Muncul dari Sungai Eufrat Sampai Rasulullah SAW Peringatkan Umatnya?
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) Rahmat Hidayat menambahkan bahwa di Indonesia, terdapat lebih dari 800 ribu masjid yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
Jaringan masjid yang luas merupakan aset berharga untuk menjangkau masyarakat di berbagai daerah, baik di perkotaan maupun pedesaan.
Menurutnya, dengan merajut kebersamaan, masjid dapat menjadi pusat peradaban, sarana meningkatkan kompetensi umat baik hard skill maupun soft skill sehingga umat menjadi berdaya dan terbebas dari kemiskinan.