
Din Syamsuddin mendorong agar perang antara Iran dan Israel dihentikan. Kendati demikian, eks Ketum PP Muhammadiyah 2005-2015 mengerti kenapa Iran membalas serangan Israel.
"Sebagai warga dunia yang cinta damai kita harus mendesakkan perang dihentikan karena hanya membawa malapetaka bagi dunia. Tapi, sebagai warga dunia yang cinta keadilan kita mendukung perang terhadap kezaliman sampai perdamaian terwujud demi kemanusiaan yang adil dan beradab," kata Din dalam keterangan pers, Jumat (20/6).
Din yang menjabat Ketua Forum Perdamaian Dunia (World Peace Forum) ini mengatakan, Iran menyerang Israel karena berbagai ulah Zionis sebelumnya. Termasuk membunuh pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran.

"Walau hati sebagian kita menginginkan perdamaian tanpa perang, namun mengamati ulah Israel yang meluluhlantakkan Gaza, dan menyerang Lebanon (Selatan) dan Iran, maka balasan Iran termasuk Houti di Yaman dapat dipahami, dan harus kita dukung. Kekejaman harus dilawan," papar Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015 dan Ketua Umum MUI 2014-2015 ini.
Din mendukung aksi melumpuhkan Israel. Sebab, kata Din, jika Israel lumpuh, maka perdamaian di Timur Tengah dapat tercapai.
"Dalam hal ini berlakulah adagium kuno "si vis pacem, para bellum" (jika kamu menginginkan perdamaian maka siaplah berperang). Kalau tidak, apalagi Amerika Serikat terlibat lebih jauh dan mengajak sekutu-sekutunya menyerang Iran, maka Perang Dunia Ketiga tak terelakkan. Iran akan didukung oleh negara-negara lain seperti RRC, Rusia, dan Pakistan," ujar Din.

Ketua Poros Dunia Wasatiyyat Islam (Global Fulcrum of Wasatiyyat Islam) ini meminta dunia Islam tidak berdiam diri. Dia juga mengingatkan bukan saatnya mengecam Iran akibat ideologi yang negara itu pegang.
Saatnya tidak melihat Iran sebagai Negara Syiah yang harus dikecam, tapi sebagai negara diserang secara kejam. Amerika Serikat sudah lama mendorong "perang perwakilan" (proxy war) di Timur Tengah dengan mengadu domba negara-negara Arab Sunni dengan Iran Syiah, sesungguhnya merupakan strategis menghancurkan dunia Islam," ucap Din.
"Saatnya dunia Islam mengesampingkan masalah ideologis,teologis antara Sunni dan Syiah, dan memusatkan kepentingan menghadapi Israel yang menjajah Palestina dan melakukan genosida atas rakyat Palestina," papar Guru Besar Politik Islam Global, FISIP-UIN Jakarta ini.
Din juga meminta Indonesia bertindak nyata membantu mewujudkan perdamaian dunia. Sebab, itu sesuai amanat konstitusi bangsa dan negara Indonesia mewujudkan perdamaian abadi dan menghapus segala bentuk penjajahan di atas bumi.
"Kepada umat Islam di Indonesia dan di dunia agar mengenyampingkan perbedaan ideologis teologis dan tidak terpengaruh dengan adu domba antara Sunni-Syiah. Janganlah membeci Iran karena Syiah, sementara kita mendukung Israel yang Zionis dan anti-Islam," imbau Ketua Komite Pengarah Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) ini.