Di waktu senggang, banyak dari kita memilih cokelat batangan sebagai camilan manis. Supaya tidak cepat meleleh, cokelat yang biasa kita beli sering langsung dimasukkan ke dalam kulkas. Namun, tak jarang, saat dibuka kembali, cokelat justru tampak berbeda, yakni muncul bintik atau bercak putih di permukaannya.
Tampilan yang berubah ini sering kali bikin kita berpikir dua kali sebelum memakannya. Kemudian, muncul sebuah pertanyaan, apakah cokelat yang sudah muncul bercak putih seperti ini masih aman untuk dikonsumsi?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, penting untuk mengenali dulu apa sebenarnya bercak putih tersebut. Kondisi ini dikenal dengan istilah chocolate bloom, dan umumnya terbagi menjadi dua jenis, yakni fat bloom dan sugar bloom.
Mengutip studi yang diterbitkan dalam International Journal of Emerging Trends in Engineering Research, fat bloom adalah kondisi yang membuat permukaan cokelat tampak keputihan, abu-abu, atau cokelat muda. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan kristal-kristal kecil di permukaan cokelat.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan cokelat mengalami fat bloom. Chef Kirsten Tibballs, chocolatier asal Australia, menjelaskan kepada kumparanFOOD bahwa kondisi ini umumnya terjadi akibat suhu penyimpanan yang tidak stabil.
“Itu artinya cokelatnya tidak disimpan di suhu yang stabil. Mungkin sempat jadi agak panas, lalu dingin lagi. Nah, karena itu, lemak kakao di dalamnya sedikit terpisah dan akhirnya terlihat di permukaan,” jelas Chef Kirsten kepada kumparanFOOD, Selasa (8/7).
Kemunculan bintik atau bercak putih ini memang bisa mengurangi selera makan dan menimbulkan keraguan. Namun, Chef Kirsten menegaskan bahwa cokelat dengan fat bloom tetap aman dikonsumsi.
“Jika cokelat memiliki bintik-bintik atau garis-garis putih, maka berarti cokelat tersebut mengalami fat bloom. Bukan berarti cokelat tersebut rusak, kamu masih bisa memakannya,” tambahnya.
Mengutip EatingWell, sugar bloom membuat permukaan cokelat tampak seperti berdebu atau berbintik putih, dengan tekstur yang terasa lebih kasar saat dimakan. Berbeda dengan fat bloom, kondisi ini terjadi karena gula dalam cokelat larut akibat kelembapan, lalu mengkristal kembali di permukaan setelah air menguap.
Chef Michael Laiskonis, chocolatier yang juga sempat meraih penghargaan Pastry Chef of The Year (2014) dari Bon Appétit, mengatakan bahwa sugar bloom terjadi karena gula yang semula larut sempurna, akhirnya kembali mengkristal di permukaan cokelat dalam bentuk kasar. Oleh karena itu, ketika kamu mengonsumsi cokelat yang mengalami sugar bloom, kamu akan merasa teksturnya sedikit berpasir.