
Pemerintah meluncurkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dianggap sebagai pintu masuk menuju kesadaran hidup sehat. Program tersebut bukan sekadar layanan medis, melainkan upaya mengubah pola pikir masyarakat terhadap kesehatan.
"Program CKG itu titik start menuju merdeka dari penyakit. Dari sini masyarakat akan muncul kesadaran untuk terus menjaga kesehatan," ujar Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hariqo Wibawa Satria dikutip dari siaran pers, Selasa (12/8).
Ia berharap, setiap ulang tahun kemerdekaan pada 17 Agustus, bertambah pula jumlah warga yang bebas dari sakit. Pemerintah Presiden Prabowo disebut telah menyiapkan program prioritas berkesinambungan, mulai dari CKG, Stop TBC, revitalisasi RSUD, hingga tunjangan khusus bagi dokter spesialis di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).
Menurut Hariqo, beban penyakit di Indonesia masih berat. Penyakit tidak hanya menggerus produktivitas tenaga kerja, tetapi juga menekan pertumbuhan ekonomi. Studi mencatat kehilangan produktivitas akibat sakit mencapai 6,5% PDB pada 2015, dan diprediksi naik menjadi 7,2% pada 2030 jika tak ditangani.
Kerugian ekonomi juga muncul dari rokok, obesitas, dan penyakit tropis. "Data ini menegaskan bahwa investasi di bidang kesehatan bukan sekadar pengeluaran sosial, melainkan modal ekonomi yang strategis," ujarnya.
Hariqo menilai banyak anak mengalami diabetes, obesitas, gangguan penglihatan, hingga sakit gigi karena minim edukasi kesehatan. Untuk itu, lanjutnya, CKG hadir sebagai langkah pencegahan sekaligus pendidikan.
"Sehatnya masyarakat berdampak langsung pada angka harapan hidup dan mendorong produktivitas sumber daya manusia," kata Hariqo.
Pemerintah menargetkan CKG dapat meningkatkan angka harapan hidup yang kini berada di kisaran 73–74 tahun. Setiap warga dianjurkan memeriksakan kesehatan setidaknya sekali setahun, dengan akses layanan terbuka untuk semua.
Program tersebut juga menjadi sarana evaluasi fasilitas dan tenaga kesehatan. Tahun ini, pemerintah menargetkan peningkatan layanan di 32 RSUD, disusul 36 RSUD pada 2026. Presiden Prabowo bahkan telah menandatangani Perpres Nomor 81 Tahun 2025 untuk memberi tunjangan khusus bagi tenaga medis di wilayah DTPK.
Manfaat CKG dirasakan langsung oleh Frederikus Jesly Maijai (21), mantan atlet renang PON yang menderita TBC. "Dengan adanya Program CKG saya bisa bangkit lagi untuk kembali lagi ke saya punya cita-cita," ujarnya.
Dukungan juga datang dari Libertine Mandala Putri, Kepala Puskesmas Bupul, Papua Selatan. "Puskesmas bukan hanya kuratif, bukan hanya rehabilitatif, tapi lebih ke preventif atau pencegahan. Makanya, CKG sangat membantu kita," ucap Libertine. (E-3)