Bidan Dona (46 tahun) rela bertaruh nyawa berenang di sungai yang arusnya deras demi mengobati pasiennya di Pasaman, Sumatera Barat.
Momen Dona berenang di Sungai Batang Pasoman di Kenagarian (Desa) Cubadak Barat, Kecamatan Duo Koto, Kabupaten Pasaman, direkam oleh keluarga pasien yang sudah menunggunya di bibir sungai. Video itu kemudian viral di media sosial.
Kepada kumparan, Dona bercerita, peristiwa itu terjadi pada Jumat (1/8) sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu seorang warga yang sakit meminta bantuannya untuk diperiksa.
Jarak yang harus ditempuh Dona sejauh 26 kilometer dari kediamannya di Jorong Setia, Nagari Simpang Tonang Selatan, Kecamatan Duo Koto. Butuh waktu sekitar satu jam.
Dona juga harus melewati jembatan yang ternyata saat itu kondisinya terputus dan tidak bisa dilewati sama sekali. Alhasil dia harus menyeberangi sungai untuk bisa ke seberang.
"Saya memutuskan untuk turun ke sungai. Mantel hujan yang saya pakai, saya lepas, pasangkan ke tas saya biar tidak basah. Lalu saya masuk ke sungai dan berenang," kata Doni saat berbincang dengan kumparan, Minggu (3/8) malam.
Dengan kondisi sungai berarus deras dan air berwarna coklat, Dona perlahan berenang menuju seberang. Di sana, keluarga pasien sudah menanti dengan penuh harapan.
"Ini bicara hati nurani. Ada warga yang membutuhkan tenaga saya. Satu-satunya upaya, ya harus berenang. Awalnya dilarang, mau tidak mau berenang harus saya lakukan," ujar Dona.
Setelah berhasil menyeberangi sungai dengan cara berenang, Dona disambut oleh keluarga pasien. Kondisi basah kuyup. Pakaian yang ada hanya yang terpakai di badan.
Dingin yang menyertai tidak menghambat langkah Dona. Ia dan keluarga pasien melanjutkan perjalanan untuk menemui warga yang membutuhkan pertolongannya tersebut.
Baju yang dipakai Dona sampai kering di Badan. Dia juga baru bisa mengganti pakaiannya yang kotor terkena air sungai itu setelah kembali ke rumah sekitar pukul 18.30 WIB.
Bukan hanya soal bertaruh nyawa, bidan yang telah bertugas sejak tahun 1999 dan berdinas di Puskesmas Simpang Tonang itu juga harus merogoh kocek untuk bisa sampai ke rumah warga yang membutuhkan bantuannya.
Seperti kali ini, dia harus mengeluarkan uang Rp 400 ribu untuk ongkos ojek.
Meski begitu, Dona tak berkecil hati. Sebagai bidan, sudah tugas dia membantu pasien yang membutuhkan.
"Saya memang sering dipanggil-panggil oleh warga yang membutuhkan. Bahkan jam 12 malam ada warga yang menelepon, saya datangi," katanya.