
Sejumlah mahasiswa dan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) berkumpul di Balairung UGM, Kamis (3/7) sore. Mayoritas berpakaian hitam. Tanda sedang berkabung. Bendera Merah Putih di halaman Balairung pun dikibarkan setengah tiang.
"Universitas Gadjah Mada berduka, dengan berpulangnya dua mahasiswa kita, Septian Eka Rahmad mahasiswa Program Sarjana Fakultas Teknik UGM dan Bagus Adi Prayogo mahasiswa Program Sarjana Fakultas Kehutanan UGM, yang meninggal dunia dalam kecelakaan kapal terbalik di perairan Debut, Maluku Tenggara, tanggal 1 Juli 2025 lalu," kata Rektor UGM Prof Ova Emilia membuka acara doa bersama.
Ova bilang, keduanya berpulang dalam tugas pengabdian revitalisasi terumbu karang yang jadi salah satu program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mereka di sana.

"Mereka adalah pemuda pengabdi, yang memiliki semangat perubahan dan mendedikasikan dirinya untuk menggelorakan semangat kepedulian terhadap lingkungan," jelasnya.
Jejak pengabdian keduanya menurut Ova akan menjadi keabadian yang dikenang sebagai perjuangan untuk memberikan makna bagi sesama dan memberikan dampak bagi pembangunan bangsa.
Bendera Setengah Tiang

Ova mengatakan bendera setengah tiang juga jadi ungkapan duka dari UGM. Bendera setengah tiang akan berkibar selama dua hari.
"Ini komitmen dari kami bahwa ini suatu duka yang mendalam. Sehingga kita wujudkan dalam bentuk penghormatan bendera setengah tiang.
Makna KKN

Ova mengatakan KKN adalah suatu hal yang penting. Terlebih KKN UGM menjangkau pelosok-pelosok Indonesia.
"Memang kita di seluruh pelosok hampir di semua provinsi kita ikut. Ini merupakan program sejak tahun 50an jadi bayangin udah 70 tahun lebih. Dan itu selalu diperbaiki, ditingkatkan," katanya.
Keberadaan mahasiswa KKN di daerah-daerah merupakan permintaan dari pemda. Mahasiswa KKN membantu menjalankan misi dari pemda.
"Dan sekarang bahkan kerja sama dengan pemda itu luar biasa," jelasnya.
Ke depan mitigasi akan dilakukan lebih baik. Supaya kejadian seperti ini tak terulang.
Kenang Almarhum

Sejumlah mahasiswa juga tampak membawa bunga dan meletakkannya di bawah tiang bendera. Ini jadi salah satu cara dari mahasiswa untuk mengenang kedua temannya.
"Kita sebagai teman ikut berduka cita. Dia (Bagus) sosok yang ceria tidak pernah menunjukkan kalau lagi sedih. Orangnya periang," kata Febina salah satu teman Bagus.
"Karena kita sebagai teman tidak bisa ke Bojonegoro (rumah duka) jadi kita lewat UGM. Kita teman main," jelasnya.
Jay mahasiswa Fisipol UGM juga merasakan duka yang sama, meski dua almarhum tak berasal dari Fisipol. Dia menekankan pentingnya keamanan bagi mahasiswa yang menjalankan KKN.
"Itu teman-teman kita. (KKN) ada misi yang mulia," kata Jay.
"Saya pikir faktor keamanan baik dari institusi maupun mahasiswa sendiri penting untuk ditingkatkan," bebernya.