Mahasiswa Ilmu Politik UGM, Aditya Sofyan, tidak pernah menyangka tiba-tiba saldo rekeningnya bertambah Rp5 juta, pada (24/2) yang lalu. Awalnya ia mengira itu kiriman dari orang tua. Namun setelah diperiksa, ia menerima konfirmasi bahwa dirinya terpilih sebagai penerima program beasiswa.
“Hah? 5 juta? Masih nge-processing gitu lah istilahnya, kayak beneran nggak sih 5 juta ini? Kayak gede banget gitu loh,” kata Aditya mengenang momen itu.
Kabar ini sempat membuat orang tuanya khawatir, bertanya-tanya apakah itu penipuan atau harus dikembalikan. Namun ternyata dana tersebut benar-benar dukungan pendidikan yang diberikan secara otomatis untuk mahasiswa yang menggunakan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) BNI x UGM dan konsisten menggunakan aplikasi wondr.
Bagi Aditya, beasiswa ini bukan sekadar angka di rekening. Ia memanfaatkan dana tersebut untuk membeli buku, referensi bacaan, dan perlengkapan kuliah sehari-hari.
“Untuk manfaatnya banyak, tentunya. Apalagi kan aku kuliahnya di Fisipol, dikit-dikit disuruh baca, disuruh bikin paper. Jadi aku sering banget pakai uang beasiswanya untuk membeli bacaan. Bermanfaat banget,” ujarnya.
Selain mendukung kebutuhan akademik, kesempatan ini juga mendorong Aditya belajar mengelola keuangan digital. Ia memanfaatkan aplikasi wondr, yang dirancang untuk membantu mahasiswa memantau transaksi, menabung, hingga investasi. Melalui fitur Life Goals, Aditya menyiapkan tabungan khusus untuk rencana studi lanjut S2 di University of Edinburgh.
“Di sini aku sudah nyeting Life Goals-ku, bismillah banget, untuk bisa berkuliah S2 di University of Edinburgh. Jadi, enak banget pakai wondr bisa kita setting nabung rutin untuk kebutuhan apa saja, wisata atau seperti saya studi di luar negeri,,” jelas Aditya.
Selain untuk tabungan kuliah, sebagian uangnya juga diinvestasikan ke reksadana, sehingga uangnya bisa berkembang secara terencana.
“Di wondr kita juga bisa langsung beli saham atau aneka reksadana. Tapi saya nggak main saham, saya pilih reksadana. Kayaknya hanya di wondr kita langsung bisa beli saham atau reksadana,” jelasnya.
Tidak hanya menabung jangka panjang, Aditya juga menggunakan wondr untuk kebutuhan sehari-hari sebagai mahasiswa kos. Dengan fitur Insight, ia bisa membandingkan pemasukan dan pengeluaran, memantau kategori belanja, serta menilai surplus atau defisit secara real time.
Selain fokus akademik dan keuangan, Aditya menyalurkan semangat masa kecilnya menjadi guru melalui organisasi sosial. Pada 2024 ia bergabung dengan Gadjah Mada Menginspirasi, kemudian aktif di Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Chapter UGM pada 2025. Pengalaman ini membantunya membangun relasi dan keterampilan komunikasi, yang sangat penting untuk mendukung rencana karier dan studi lanjut.
Dengan strategi ini, Aditya membuktikan bahwa mahasiswa tidak hanya bisa fokus belajar, tetapi juga memanfaatkan teknologi dan peluang beasiswa untuk menyiapkan masa depan dengan lebih matang.