Liputan6.com, Jakarta Kabar buruk menimpa Arema FC setelah salah satu bek andalan mereka, Achmad Maulana Syarif, dipastikan menepi hingga akhir musim BRI Super League 2025/2026.
Pemain berusia 22 tahun itu mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL) ketika Singo Edan berhadapan dengan Bhayangkara Presisi Lampung FC pada pekan ke-3.
Cedera ini menjadi pukulan telak, bukan hanya bagi Arema FC, tetapi juga Timnas Indonesia U-23. Pasalnya, Achmad Maulana sejatinya masuk dalam rencana skuad Garuda Muda untuk Kualifikasi Piala Asia U-23 2025.
Performa Achmad Maulana sendiri tengah menanjak dalam dua musim terakhir. Eks Persija Jakarta itu dikenal sebagai bek yang mampu bermain baik di sisi kanan maupun kiri pertahanan.
Bahkan, pada 2024 lalu, ia sempat menjadi bagian dari skuad Timnas Indonesia di Piala AFF. Sayangnya, laju apik itu harus terhenti karena cedera serius.
Kronologi Cedera Achmad Maulana
Achmad Maulana mendapat cedera saat memperkuat Arema FC menghadapi Bhayangkara Presisi Lampung FC. Tanpa adanya kontak fisik yang berarti, ia mengalami salah tumpuan yang berujung fatal. Kondisi tersebut membuatnya harus ditarik keluar lebih cepat dari pertandingan.
"Dia cedera pas lawan Bhayangkara FC. Sebenarnya tidak ada benturan. Cuma salah tumpuan aja," ujar Manajer Arema FC, Yusrinal Fitriandi.
"Cuma ternyata disayangkan setelah MRI dua kali, setelah kemarin dibawa ke dokter ortopedi untuk memastikan cederanya seperti apa, sudah dipastikan kena ACL dan harus operasi," sambungnya.
Proses Pemulihan yang Panjang, Bisa 1 Tahun!
Cedera ACL bukanlah masalah sepele. Menurut dokter tim Arema FC, Nanang Tri Wahyudi, Achmad Maulana diprediksi absen hingga sembilan bulan, bahkan bisa mencapai satu tahun. Pemulihan tidak boleh dilakukan dengan terburu-buru karena dapat menimbulkan risiko lanjutan yang lebih berbahaya.
"Kita harapkan pemulihannya berjalan lancar semoga musim depan sudah bisa bermain lagi," kata Nanang.
"Kalau memang operasi musim ini sudah tak bisa lagi. Standar normal sembilan bulan, idealnya satu tahun. Fisioterapi penyembuhan luka, pemulihan fungsi lututnya, kemudian memperkuat struktur sendinya untuk aktivitas intensitas tinggi itu biasanya sekitar sembilan bulan," lanjutnya.