Jakarta (ANTARA) - PT Bank Raya Indonesia Tbk (kode saham: AGRO), bank digital bagian dari BRI Group, membukukan laba bersih sebesar Rp32,93 miliar pada semester I 2025 atau tumbuh 64,5 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan, perseroan berusaha menjaga kinerja bank terus positif dan tumbuh secara sehat melalui inovasi yang konsisten dan disiplin eksekusi yang unggul, di tengah ketidakpastian perekonomian global.
“Sehingga dalam kuartal kedua tahun 2025, Bank Raya terus menciptakan tren pertumbuhan kinerja positif, untuk mendukung langkah kami menuju profitabilitas jangka panjang,” kata Bagus dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Sejalan dengan pertumbuhan laba, hingga akhir kuartal II 2025, rasio net interest margin (NIM) mengalami perbaikan menjadi 4,91 persen dari sebelumnya 4,31 persen.
Return on asset (ROA) meningkat 18 bps menjadi sebesar 0,50 persen serta return on equity (ROE) meningkat 79 bps menjadi sebesar 2,04 persen.
Dari sisi intermediasi, total kredit Bank Raya tercatat tumbuh 7,4 persen (yoy) menjadi sebesar Rp7,28 triliun. Pertumbuhan tersebut turut menopang pertumbuhan positif total aset Bank Raya menjadi sebesar Rp13,34 triliun.
Sedangkan dari sisi simpanan, porsi dana murah (CASA) Bank Raya semakin membaik. Hal ini terlihat dari pertumbuhan total CASA menjadi sebesar Rp2,5 triliun atau tumbuh 7,6 persen (yoy).
Pertumbuhan ini mendorong peningkatan rasio CASA Bank Raya menjadi 29,72 persen dari sebelumnya 26,77 persen di kuartal II 2024.
Menurut perseroan, pertumbuhan CASA turut terdorong oleh kinerja positif Raya App. Hingga Juni 2025, pengguna Raya App tercatat lebih dari 1,05 juta nasabah.
Penggunaan transaksi Raya App meningkat 42,7 persen (yoy) dan mencapai 2,1 juta transaksi, dengan pertumbuhan digital saving sebesar Rp1,5 triliun atau tumbuh 66,6 persen (yoy).
Perseroan mencatat, pertumbuhan kredit yang diimbangi dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) terutama dana murah membuat kondisi likuiditas Bank Raya tetap terjaga.
Loan to deposit ratio (LDR) Bank Raya tercatat sebesar 86,74 persen. Sementara itu, liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 313,41 persen dan net stable funding ratio (NSFR) tercatat sebesar 154,08 persen di atas ketentuan minimum sebesar 100 persen.
Adapun dari sisi permodalan, perseroan masih memiliki modal yang kuat terlihat dari rasio total CAR sebesar 43,99 persen dan rasio Tier 1 CAR sebesar 43,14 persen yang akan mendukung ekspansi pertumbuhan bisnis perseroan ke depan.
“Pencapaian ini merupakan bukti Bank Raya tetap fokus untuk bertumbuh sebagai bank digital yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi serta fundamental dan manajemen risiko yang baik. Dengan situasi yang menantang, kami selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian sambil melihat peluang untuk tumbuh secara berkelanjutan,” kata Bagus.
Baca juga: Bank Raya siap buyback saham senilai Rp20 miliar
Baca juga: Bank Raya raih penghargaan inovasi digital dalam transformasi bisnis
Baca juga: Bank Raya masuk jajaran tiga teratas bank digital layanan terbaik
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.