Jakarta (ANTARA) - Belakangan ini, publik menyoroti unggahan Acha Septriasa di Instagram saat membagikan momen hangat bersama putri-nya, Bridgia Kalina Kharisma, atau yang akrab dipanggil Brie. Video tersebut langsung menarik perhatian warganet (warga internet).
Namun, yang paling menarik perhatian warganet justru bukan videonya, melainkan penggunaan tagar #coparenting yang disematkan Acha dalam keterangan unggahan tersebut.
“Love you Brie! #newlife #newhome #newday #coparenting #momiesduty #parentsdutyneverends,” tulis Acha disertai emoji pada akun pribadinya @septriasaacha
Tagar tersebut langsung menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan warganet. Banyak yang mulai bertanya-tanya apakah rumah tangga Acha dan suaminya, Vicky Kharisma, sudah tidak lagi utuh? Apakah mereka telah berpisah?
Lalu sebenarnya, apa makna dari istilah co-parenting dan manfaatnya, yang membuat publik menduga-duga hubungan keduanya telah berakhir? Berikut ulasan dan penjelasannya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Baca juga: 8 ciri parenting yang membuat anak berpotensi tumbuh jadi orang sukses
Apa itu co-parenting?
Menurut penjelasan dari Verywell Mind, co-parenting merupakan bentuk kolaborasi antara dua orang tua dalam mengasuh anak, meskipun keduanya sudah tidak lagi terikat dalam hubungan pernikahan atau asmara. Dalam pola pengasuhan ini, baik ayah maupun ibu tetap memainkan peran aktif dalam kehidupan anak demi menunjang kesejahteraan dan kebahagiaannya.
Pola co-parenting tidak hanya menuntut adanya kerja sama dalam mengasuh anak, tetapi juga membutuhkan komitmen dari kedua belah pihak untuk menjaga interaksi yang sehat serta menciptakan suasana yang harmonis di tengah perbedaan pribadi.
Dalam praktiknya, orang tua yang telah bercerai diharapkan mampu menempatkan kepentingan anak sebagai prioritas utama, baik secara emosional maupun fisik, demi mendukung pertumbuhan anak secara optimal.
Manfaat co-parenting
Salah satu dampak paling signifikan dari perceraian adalah bagaimana hal tersebut mempengaruhi kondisi emosional anak. Reaksi anak terhadap perpisahan orang tuanya dapat membentuk cara pandang mereka terhadap hubungan, kepercayaan, pernikahan, kesehatan mental dan fisik, hingga interaksi sosial di kemudian hari.
Baca juga: Hari Nasional Anak 2025, ini tujuh cara mendidik anak tanpa kekerasan
Berikut ini beberapa alasan penting mengapa co-parenting dapat memberi manfaat besar bagi anak:
1. Membantu anak menjadi lebih terarah
Dengan pola pengasuhan bersama, anak tetap mendapatkan struktur dan dukungan yang mereka butuhkan. Hal ini membantu menanamkan disiplin dan menjaga rasa percaya diri mereka, sebagaimana ketika kedua orang tua masih hidup bersama. Anak pun lebih memahami harapan dari masing-masing orang tuanya dan bisa menjalani hidup dengan tujuan yang lebih jelas.
2. Mengajarkan kemampuan memecahkan masalah
Melalui co-parenting, anak dapat belajar dari teladan kedua orang tuanya dalam menyelesaikan konflik atau tantangan secara dewasa. Mereka akan menyaksikan langsung bagaimana cara berdiskusi dan bekerja sama, bahkan dalam situasi yang sulit. Pengalaman ini akan sangat berguna dalam membentuk kemampuan sosial dan problem solving anak di masa depan.
3. Menjaga kesehatan mental dan emosional anak
Anak dari keluarga bercerai cenderung lebih rentan mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan, depresi, atau ADHD. Salah satu manfaat dari pengasuhan bersama adalah mengurangi risiko tersebut.
Ketika kedua orang tua tetap terlibat aktif dan menghadirkan lingkungan yang stabil, anak memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh secara mental dan emosional dengan sehat.
4. Menjadi contoh dalam menjalin hubungan yang positif
Menjalin kerja sama yang baik dengan mantan pasangan setelah perceraian bisa menjadi teladan berharga bagi anak. Mereka akan belajar bahwa hubungan yang baik tidak selalu berarti harus tinggal bersama, tetapi bisa dibangun melalui rasa hormat, komunikasi, dan kerja sama. Nilai-nilai ini akan tertanam dan terbawa dalam cara anak membangun relasi di masa depan.
Baca juga: 8 dampak negatif minuman manis berwarna bagi kesehatan anak sekolah
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.