
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon baru selesai rapat kerja dengan Komisi X DPR RI pada Rabu (2/7). Dalam rapat ini, Komisi X meminta Fadli Zon untuk segera melakukan uji publik proyek penulisan ulang sejarah Indonesia yang sedang bergulir.
“Komisi X DPR RI mendesak Kemenbud RI untuk segera melakukan uji publik penulisan sejarah Indonesia dengan melibatkan seluas-luasnya pemangku kepentingan di bidang sejarah,” begitu bunyi kesimpulan rapat yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.
Fadli Zon pun menyebut bahwa uji publik akan digelar pada bulan Juli mendatang.
“Jadi kita akan melakukan uji publik terhadap apa yang ditulis. Ya bulan Juli ini,” ujar dia usai rapat.
Menurutnya, uji publik ini akan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan di dalam sejarah.
“Perguruan tinggi dan lain-lain,” ucapnya.
“(Juga) arkeolog. Semua pemangku kepentingan lah sejarah dalam hal ini. Jadi nggak ada yang disembunyikan kok. Semuanya terbuka, transparan,” tambahnya.
Di dalam rapat, beberapa anggota Komisi X dari berbagai fraksi meminta penulisan ulang sejarah ditunda. Namun, menurut Fadli, tidak akan ditunda.
“Nggak,” katanya.
Fadli mengatakan, target penulisan ulang sejarah rampung tetap di bulan Agustus mendatang.
“Ya itu target kan bisa, itu kan target, saya ngomong supaya kita kerjanya efisien,” ucapnya.
Sebelumnya, Fadli mengungkapkan penulisan buku sejarah Indonesia sudah mencapai 70-80 persen.
Penulisan ulang buku sejarah ini dilakukan oleh para sejarawan dari 34 perguruan tinggi yang ada di Indonesia, dipimpin langsung oleh Guru Besar Ilmu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Susanto Zuhdi.

Fadli menegaskan, penulisan sejarah ulang itu untuk meng-update kembali hal-hal baru yang belum pernah diketahui.
"Jadi nggak ada hal-hal yang aneh-aneh gitu. Jadi kita justru meng-update yang belum ada, tadi seperti temuan-temuan situs Bongal (di Tapanuli Tengah) kalau yang prasejarahnya," kata Fadli di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Bogor, Senin (30/6).
Dalam proyek ini, rencananya akan diterbitkan 11 jilid buku sejarah yang akan mencakup berbagai aspek dari sejarah bangsa Indonesia.
Penulisan sejarah baru ini akan mencakup Sejarah Awal Nusantara, Nusantara dalam Jaringan Global: India dan Cina, Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah, Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi, Respons Terhadap Penjajahan, Pergerakan Kebangsaan, Perang Kemerdekaan Indonesia, Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi, Orde Baru (1967-1998), Era Reformasi (1999-2024), dan yang terakhir Faktaneka dan Indeks.