
RAKSASA teknologi Amerika Serikat, Amazon, resmi menutup laboratorium riset kecerdasan buatan (AI) miliknya di Shanghai. Penutupan ini dikonfirmasi sumber internal kepada AFP dan menjadi sorotan di tengah persaingan ketat teknologi antara AS dan Tiongkok.
Laboratorium tersebut berada di bawah divisi Amazon Web Services (AWS). Dalam tangkapan layar unggahan WeChat yang beredar di media sosial Tiongkok, ilmuwan Wang Minjie menyebut pembubaran tim terjadi karena “penyesuaian strategi antara Tiongkok dan Amerika Serikat.”
Langkah ini muncul tak lama setelah AWS mengumumkan PHK massal pekan lalu, yang menurut laporan media mencapai ratusan karyawan.
Ketika dimintai konfirmasi, Amazon tidak secara langsung menanggapi soal penutupan lab di Shanghai. Namun juru bicara Brad Glasser menyatakan, “Kami mengambil keputusan sulit untuk memangkas sejumlah posisi di beberapa tim AWS. Langkah ini perlu agar kami tetap bisa berinvestasi, merekrut, dan mengoptimalkan sumber daya demi menghadirkan inovasi bagi pelanggan.”
Situs web resmi AWS Tiongkok yang memuat informasi tentang laboratorium tersebut sudah tak lagi bisa diakses pada Jumat. Berdasarkan arsipnya, lab itu didirikan pada musim gugur 2018 dengan tujuan mendorong kolaborasi dengan komunitas riset.
Amazon bukan satu-satunya perusahaan AS yang mengurangi aktivitas risetnya di Tiongkok. Microsoft dan IBM juga telah memangkas operasi serupa dalam beberapa tahun terakhir, seiring semakin memanasnya kompetisi teknologi antara Washington dan Beijing. (AFP/Z-2)