Alissa Wahid Ajak Seluruh Elemen Bangsa Bangun Persatuan Nasional, Redam Fanatisme Kelompok

3 weeks ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis kemanusiaan dan Direktur Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Qotrunnada Wahid, mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali merajut persatuan nasional dan secara tegas meredam segala bentuk intoleransi serta fanatisme kelompok yang mengancam kohesi sosial. Pernyataan ini disampaikannya menanggapi berbagai dinamika sosial yang terjadi di Tanah Air seperti di Pemalang, Depok, Sukabumi, dan Padang.

Menurut Alissa, kunci utama dalam menjaga persatuan adalah menyeimbangkan antara pengakuan terhadap keberagaman dengan kesadaran sebagai satu bangsa. Mengutip pernyataan Gus Dur bahwa ‘yang sama jangan dibedakan, yang beda jangan disama-samakan’, ini memiliki pesan mendalam terhadap kesadaran atas perbedaan dan jangan memaksakan suatu pandangan kepada orang lain.

"Namun pada saat yang sama, kita juga tidak boleh melupakan bahwa di antara kelompok-kelompok yang berbeda itu, kita terikat oleh satu jiwa, yaitu nasionalisme," ujar Alissa Wahid di Jakarta pada Kamis (31/7/2025).

Alissa mengatakan tantangan terbesar Indonesia saat ini adalah mengelola keberagaman di tengah menguatnya politik identitas dan pemahaman keagamaan yang eksklusif. Ia memperingatkan bahwa fanatisme kelompok yang memaksakan kepentingannya sendiri akan melahirkan mentalitas ‘menang-menangan’ yang tidak sehat.

“Sikap ini memicu kecurigaan, nir-empati, dan menganggap kelompok lain sebagai musuh, yang pada akhirnya dapat menghancurkan persatuan bangsa,” kata Alissa.

Lulusan magister Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada ini mengungkapkan bahwa di era digital, ujaran kebencian sangat mudah ditemukan di media sosial, banyak pihak-pihak yang berlaku secara ekstrem dan menggunakan buzzer. Ini harus disikapi dengan bijak, jangan mudah terprovokasi untuk saling menyerang dan mencaci satu sama lain. Oleh karena itu, Alissa mengatakan, perlu peran pemerintah untuk menegakkan keadilan dan menghadirkan ekosistem digital yang kondusif.

Menurut Alissa, penegakkan hukum dengan berdasarkan mengikuti kehendak kelompok mayoritas demi menjaga harmoni sosial perlu dicermati secara seksama. Sebab praktik ini justru mengabaikan hak-hak setara yang dimiliki kelompok minoritas.

“Ini menjadi akar masalah dalam konflik pendirian rumah ibadah yang dialami kelompok minoritas di berbagai daerah, baik kelompok Muslim di wilayah mayoritas non-Muslim, maupun sebaliknya,” ujar Alissa.

Alissa menyerukan agar nilai Bhinneka Tunggal Ika kembali dihidupkan, tidak hanya sebagai jargon atau budaya semata, tetapi juga sebagai panduan konkret bagi pemerintah dan aparat penegak hukum dalam menangani kasus main hakim sendiri, persekusi, dan ujaran kebencian. Sejatinya, Alissa menambahkan, sebagai bangsa yang berketuhanan, tindakan persekusi tidak dapat dibenarkan, karena setiap agama mengajarkan kasih sayang dan menjadi rahmat bagi semua.

"Kita perlu mengingat kembali bahwa kita punya nilai bersama yaitu Pancasila, yang menuntun kita untuk bersikap adil, beradab, menjaga persatuan, dan bermusyawarah," tandas Alissa.

Read Entire Article