
Pada era kedudukan Jepang di Indonesia, pemerintah Jepang menyusun strategi propaganda, seperti semboyan 3A. Mengapa Jepang menggunakan sejumlah semboyan, seperti "Jepang pelindung Asia", "Jepang cahaya Asia", dan "Jepang saudara tua"?
Ketiga kalimat tersebut merupakan isi dari semboyan 3A yang dibuat oleh pemerintah Jepang. Semboyan ini gencar di berikan ke seluruh negeri untuk membangun citra positif di mata rakyat Indonesia.
Mengapa Jepang Menggunakan Sejumlah Semboyan, seperti "Jepang Pelindung Asia", "Jepang Cahaya Asia", dan "Jepang Saudara Tua"?

Dikutip dari buku Seri Buku Infografis: Pendudukan Jepang di Indonesia karya Sigit Sudibyo (2021: 13), Jepang ketika datang ke Indonesia disambut dengan hangat oleh masyarakat.
Jepang dipuji sebagai “Saudara Tua” yang bisa menyingkirkan pemerintah Belanda. Pada saat yang sama, tentara Jepang melakukan propaganda dan terus menggalang dukungan rakyat Indonesia.
Salah satunya dengan membuat propaganda 3A. Gerakan 3A memiliki tiga slogan utama, yaitu Jepang pelindung Asia, Jepang cahaya Asia, dan Jepang saudara tua.
Mengapa Jepang menggunakan sejumlah semboyan, seperti "Jepang pelindung Asia", "Jepang cahaya Asia", dan "Jepang saudara tua"? Jepang menggunakan sejumlah semboyan itu sebagai bagian dari strategi propaganda untuk mendapatkan dukungan rakyat di negara-negara yang mereka duduki, termasuk Indonesia.
Tujuannya adalah untuk menciptakan citra bahwa Jepang bukan penjajah, melainkan pemimpin dan pembebas bangsa-bangsa Asia dari kekuasaan kolonial Barat.
Dengan menyebut diri sebagai "saudara tua", Jepang ingin menanamkan rasa kebersamaan dan persaudaraan, agar penduduk lokal merasa dekat dan bersedia membantu kepentingan perang Jepang.
Semboyan-semboyan ini juga digunakan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme Asia dan mengalihkan kebencian terhadap Jepang menjadi dukungan terhadap "Asia Raya" di bawah kepemimpinan Jepang.
Keruntuhan Gerakan Tiga A

Semboyan 3A tidak bertahan lama dan hanya berjalan selama beberapa bulan karena dinilai tidak memberikan keuntungan bagi pihak Jepang. Gerakan ini juga gagal dalam menarik simpati rakyat Indonesia.
Pada bulan September 1942, Gerakan 3A dibubarkan akibat terjadinya konflik internal di kalangan penguasa militer Jepang. Pihak staf gunseikan menilai bahwa Gerakan 3A telah menyimpang dari tujuannya semula sebagai alat propaganda dan malah berubah menjadi organisasi massa.
Di samping itu, gerakan ini dianggap kurang mendapatkan dukungan luas karena dipimpin oleh Mr. Syamsudin, seorang tokoh nasionalis yang dinilai belum dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Nama Organisasi yang Mempelopori Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia
Jadi, mengapa Jepang menggunakan sejumlah semboyan, seperti "Jepang pelindung Asia", "Jepang cahaya Asia", dan "Jepang saudara tua"? Jawabannya adalah untuk menarik simpati rakyat. (Umi)