
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir berpesan agar para pemimpin bangsa, baik tokoh agama, tokoh masyarakat, maupun pejabat publik agar bercermin pada keteladanan Nabi Muhammad. Rasulullah mengajarkan bahwa kepemimpinan bukanlah alat untuk meneguhkan kepentingan pribadi atau golongan, melainkan amanah untuk menghadirkan maslahat, keadilan, dan persatuan.
“Ketika pemimpin mengedepankan perdamaian, menumbuhkan kepercayaan dan merangkul semua pihak, bangsa ini akan semakin kokoh," kata Haedar dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, hari ini.
Haedar mengajak seluruh umat untuk meneladani sikap Nabi Muhammad sebagai pribadi yang senantiasa menghadirkan perdamaian di tengah konflik.
"Dalam sejarah hidup beliau, kita mendapati sosok Nabi bukan hanya sebagai rasul pembawa wahyu, juga sebagai pribadi yang menghadirkan perdamaian, persaudaraan, dan persatuan di tengah masyarakat yang penuh konflik," katanya.
Momentum Maulid Nabi, menurutnya, semestinya bisa menjadi refleksi untuk meneladani sikap Rasulullah dalam banyak peristiwa di sepanjang perjalanan dakwahnya.
Haedar mengatakan Rasulullah selalu menegakkan nilai perdamaian di atas pertimbangan ego pribadi maupun kepentingan kelompok.
Ia menegaskan perdamaian adalah kekuatan moral yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Kekuatan sejati seorang pemimpin bukan terletak pada keberanian berperang, melainkan pada kemampuan menahan diri, memilih dialog, dan meneguhkan kedamaian.(Ant/P-1)